Selain Corona, Dinkes Diharap Waspada DBD

March 13, 2020 4:49 pm

Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD) meski tengah dalam siaga penuh terhadap penyebaran virus Corona (COVID-19).

Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak mengatakan, kewaspadaan mengenai penanganan yang akan dilakukan perlu lantaran hingga kini sudah ada ratusan laporan mengenai warga yang terdampak DBD sejak awal tahun 2020.

“Dinas Kesehatan harus siaga apabila ada warga Jakarta yang terjangkit, karena DBD pasti ada selama masa perubahan cuaca. Makanya kami ingatkan agar jangan lengah, ini butuh perhatian khusus, selain pengendalian tentang Covid-19,” ujarnya, Jumat (13/3).

Sebagai upaya antisipasi penyebaran, ia mengimbau agar Dinkes menggandengan jajaran Pemerintah Kota untuk menyosialisasikan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M, yakni Menguras, Menutup dan Mengubur sebagai bentuk upaya mencegahan penyebaran DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.

“Tidak hanya Dinkes, dari tingkat Walikota kebawah termasuk kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik) digerakan maksimal untuk sosialisasi dan pengecekkan dilingkungan sekitarnya. Fogging atau pengasapan juga harus dilakukan serentak dan masif,” tuturnya.

Sementara Kepala Dinkes DKI Jakarta, Widyastuti mencatat sudah ada 970 kasus DBD di Ibukota dengan rincian 275 kasus pada Januari 2020, 600 kasus pada Februari 2020, dan 95 kasus pada Maret 2020.

Menurut pemetaan wilayah, kasus DBD tertinggi pada 2020 terjadi di Jakarta Barat dengan 269 kasus, kemudian di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur masing-masing 265 kasus, di Jakarta Utara 103 kasus, di Jakarta Pusat 62 kasus, dan di Kepulauan Seribu 6 kasus.

Widyastuti mengaku akan selalu bersiaga mewaspadai kasus ini di Jakarta yang merupakan daerah endemis DBD. Upaya yang dilakukan adalah memperbanyak kegiatan pemberantasan sarang nyamuk, juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memprediksi cuaca.

“Kami dengan BMKG juga bekerjasama untuk early warning sistem, termasuk bagaimana bahu membahu dengan segenap lapisan masyarakat melalui gerakan 3M,” tandasnya. (DDJP/gie/oki)