Nasib Nelayan Kerang Hijau di Pesisir Jakarta

May 7, 2024 11:08 am

Ada hal berbeda dengan perkampungan nelayan kerang hijau Muara Angke, Jakarta Utara. Sebelumnya, tempat ini sangat ramai dengan aktivitas merebus dan mengupas kerang hijau.

Namun kini, suasananya sangat berbeda. Hanya beberapa tempat yang masih beroperasi. Bahkan, banyak tempat pengupasan kerang hijau yang sudah hancur dan ambruk.

Kondisi menggunakan atap terpal yang sudah berlubang dan bekas perebusan yang tidak terpakai. “Perkampungan juga relatif sepi dari aktivitas warga. Ini menjadi pemandangan sehari-hari di perkampungan nelayan kerang hijau Muara Angke,” ujar Anggota DPRD DKI Jakarta S. Andyka, Selasa (30/4/2024).

Anggota DPRD DKI Jakarta S. Andyka. (dok.DDJP)

“Sejak ada proyek reklamasi mereka tidak lagi diperbolehkan beternak kerang hijau. Sehingga pesimisme itu begitu nampak tersirat dari beberapa nelayan yang dijumpai di sana. Pasalnya, kerang hijau yang selama ini menjadi ujung tombak perekonomian mereka, kini runtuh produksinya,” papar Andyka.

Ia bercerita, masih segar dalam ingatan masa-masa jaya perkampungan nelayan kerang hijau Muara Angke ketika Tjokropranolo menjabat Gubernur DKI Jakarta.

“Pada tahun 1980-an, para nelayan kerang hijau mengaku di‘uwongke’ Bang Nolly panggilan akrab H.Tjokropranolo. Saat Bang Nolly menjabat gubernur DKI Jakarta itulah nelayan kerang hijau mengalami zaman keemasannya,” beber Andyka.

Di masa itu, sambung dia, gubernur DKI punya keperdulian besar terhadap kesejahteraan nelayan. Di antaranya dengan mengoptimalkan budidaya kerang hijau di Pantai Utara Jakarta.

Masih teringat betul, kata Andyka, warga berterima kasih kepada gubernur Ketika itu dengan mengabadikan nama kerang hijau ‘Bang Nolly’.

“Kesejahteraan nelayan kerang hijau waktu itu benar-benar terwujud. Kondisi sekarang, bak bunyi pepatah ‘hidup enggan mati pun tak mau’. Bagaikan bumi dan langit. Sejak ada proyek reklamasi pantai, ternak kerang hijau habis,” tutur Kholil (68), nelayan kerang hijau.

“Yang jelas, sejak ada reklamasi pantai, nelayan tidak boleh lagi ternak kerang hijau. Padahal, itu sudah menjadi tumpuan hidup keluarga sejak puluhan tahun lalu,” tandas Kholil.

Kholil menyebut, tak kurang dari tiga ribuan peternak kerang hijau harus menghentikan produksinya di Pantai Teluk Muara Angke.

Sebab, lokasi tersebut sudah diurug untuk reklamasi pantai menjadi pulau baru. “Dulu mengambil kerang hijau hanya di bibir pantai. Sekarang harus sampai Tanjung Kait, Serang, Banten,” imbuh dia.

“Produksi kerang hijau dulu mencapai ratusan ton setiap hari, ambruk dalam sekejap. Beban produksi yang tidak sebanding dengan tangkapan menjadi penyebab turunnya penghasilan di sini. Padahal, sebelum reklamasi penghasilan kami bisa mencapai Rp100 ribu per hari. Kini penghasilannya hanya cukup untuk bertahan hidup,” keluh Kholil.

Di sisi lain, PT. Pembangunan Jaya Ancol akan merestorasi kerang hijau di Teluk Jakarta. Tujuannya memperbaiki kualitas air laut di kawasan Teluk Jakarta. Sayangnya, para nelayan pesimis hal itu bisa mengembalikan masa kejayaan. (DDJP/stw)