Komisi A Sarankan Gulkarmat Gandeng PLN

April 26, 2024 5:08 pm

Marak kasus kebakaran di Jakarta pada tahun 2023 akibat korsleting listrik. Oleh karena itu, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Simon Lamakadu meminta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menggandeng PT. PLN.

Tujuannya, membuat terobosan guna meminimalisasi kebakaran akibat hubungan arus pendek. Hal itu terungkap dalam Rapat Kerja Komisi A dengan Dinas Gulkarmat, Jumat (26/4), di Hotel Grand Cempaka, Puncak, Bogor, Jawa Barat.

“Kebakaran itu lebih banyak disebabkan korsleting listrik dan kondisi bangunan serta pemukiman. Karena itu perlu ada kerjasama dengan PLN agar ada tindakan pencegahan supaya peristiwa ini bisa ditanggulangi atau tidak terus terjadi,” ujar Simon.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Simon Lamakadu. (dok.DDJP)

Dengan menggandeng PT. PLN, harap dia, bisa mencegah kebakaran. Tentunya, perlu ada pendekatan yang lebih komprehensif.

“Kalau ngomong kebakaran, jangan sampai kejadian dulu baru kita mikir. Harusnya kan kita cegah. Espektasi kita kan jangan sampai setiap tahun kasus kebakaran itu naik. Kalau bisa dia turun,” ungkap Simon.

Pada beberapa kasus kebakaran, masih banyak masyarakat yang tidak tahu cara menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang telah disediakan di beberapa titik.

Dengan demikian, sambung Simon, perlu gencar sosialisasi penggunaan APAR. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam penanggulangan kebakaran harus ditingkatkan.

“Kemudian, beberapa kejadian kebakaran bahkan di RW saya, saat kebakaran, warga itu pegang APAR tapi tidak tahu cara menggunakannya. Akhirnya makin panik. Artinya simulasinya harusnya mendukung pada saat terjadi kebakaran,” tandas Simon.

Berdasarkan hasil komparasi data bersumber dari jakarta.go.id, jumlah kasus kebakaran di Jakarta pada tahun 2023 mengalami peningkatan signifikan.

Di Jakarta Pusat tahun 2022 terjadi 223 kasus, sedangkan di tahun 2023 naik menjadi 256 kasus. Jakarta Barat tahun 2022 terjadi 382 kasus naik menjadi 484 kasus di tahun 2023.

Begitu pula dengan wilayah Jakarta Timur, pada tahun 2022 tercatat ada 382 kasus, meningkat menjadi 594 kasus.

Kemudian, Jakarta Utara tahun 2022 terdapat 226 kasus, menjadi 379 di tahun 2023. Jakarta Selatan pada tahun 2022 tercatat ada 492, naik menjadi 573 kasus di tahun 2023. Bahkan di Kepulauan Seribu, pada 2022 tercatat ada 28 kasus kebakaran.

Terkait persoalan itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengakui bahwa konsleting listrik merupakan penyumbang terbesar sebagai penyebab kebakaran.

“Terkait instalasi listrik memang sangat menyumbang terbanyak kebakaran, tapi kasus semacam itu tidak hanya di Jakarta. Sebagai pembanding, di Singapura itu tahun 2022 kasus kebakaran terjadi sampai 1.722 kasus. Di Jakarta hanya 1.691 kasus. Singapura penduduknya sedikit,” kata Satriadi.

Ia mengakui, sulit menekan frekuensi kejadian kebakaran di Jakarta akibat masalah-masalah di lapangan. Karena itu, orientasi penanganan kebakaran difokuskan pada upaya meminimalisasi korban jiwa maupun harta.

“Memang agak sulit menurunkan frekuensi kebakaran tapi untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa maupun harta itu menjadi target kami,” ungkap Satriadi. (DDJP/bad/gie)