Galakan Mitigasi Kanker Serviks di Jakarta

May 8, 2024 10:03 am

Kanker serviks menduduki posisi kedua penyebab kematian perempuan di Indonesia. Sebanyak 70 persen penderita dinyatakan terlambat dideteksi.

Wakil Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina mengatakan, upaya pencegahan perlu digalakan Dinas Kesehatan (Dinas Kesehatan).

Di antaranya dengan mengefektifkan pencegahan melalui sosialisasi dan edukasi mengenai kanker serviks, mulai di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi.

“Dinas Kesehatan saya minya ada program sosialisasi misalnya ke sekolah atau ke kampus-kampus, karena saya pikir salah satu sosialisasi yang penting lagi itu adalah terkait Vaksin HPV untuk kanker serviks,” ujar Elva, Selasa (7/5).

Wakil Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina. (dok.DDJP)

Lebih lanjut, kata Elva, masih banyak wanita muda di Indonesia yang belum memahami kanker serviks secara lengkap.

Pencegahan bisa dilakukan dengan memeriksa HPV DNA untuk mendeteksi tanda infeksi human papilloma virus (HPV). Dengan demikian, pemberian imunisasi sejak dini perlu diinformasikan secara luas.

“Diadakannya Vaksin HPV untuk kanker serviks dikarenakan angka kematian tertinggi perempuan termasuk dari kanker serviks,” tandas Elva.

Di sisi lain, Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, telah melaksanakan sosialisasi mengenai kanker serviks hingga pemberikan imunisasi HPV atas amanat program Kementerian Kesehatan sejak tahun 2016.

Dinkes DKI Jakarta telah menyosialisakan di sekolah tingkat sekolah dasar (SD), baik negeri maupun swasta.

“Jadi kami sudah melakukan vaksinasi ini terhadap murid perempuan di kelas 5 dan kelas 6 semuanya termasuk SD negeri, swasta, madrasah dan juga anak jalanan yang usianya seusia anak sekolah,” terang Ani.

Data Yayasan Kanker Indonesia DKI Jakarta di 2021 mencatat bahwa kanker servik menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2 persen dari serluruh kanker pada wanita.

Jumlah tersebut memiliki angka mortalitas tinggi sebanyak 21.003 kematian atau 19,1% dari seluruh kematian akibat kanker. (DDJP/apn/oki)