Taman Medan Merdeka memiliki sejarah Panjang. Dari zaman penjajahan Belanda hingga masa kemerdekaan. Taman ini pada zaman pemerintahan Gubernur Jendral HW Daendeles, 1807-1811 bernama Camp de Mars, lalu berubah bernama Koningplein pada zaman Hindia Belanda.
Rencana induk Koningsplein dibuat pada 1892 oleh DR. Treub yang saat itu menjabat kepala Kebon Raya Bogor dan pembangunannya selesai pada 1910. Fungsinya sebagai alun-alun kota Batavia.
Zaman pasca kemedekaan, namanya berubah menjadi Lapangan IKADA. Setelah Indonesia Merdeka, pada 1961 Presiden RI pertama, Ir Soekarno membangun tugu Monumen Nasional (Monas) sebagai upaya untuk membangkitkan semangat bagi warga negara Indonesia ke masa depan.
Sekaligus sebagai pencerminan kebesaran Indonesia. Setelah masa kemerdekaan, Taman Monas berubah nama menjadi Taman Medan Merdeka.
Di lokasi ini pula, dulu menjadi tempat terselenggaranya Jakata Fair yang selanjutnya populer dengan sebutan Pekan Raya Jakarta setelah pindah ke Kemayoran.
Reynilda Sudiyono (29) sebagai salah seorang pencinta wisata taman mengatakan, Taman Medan Merdeka menjadi semakin memikat setelah dikembalikan fungsinya sebagai paru-paru kota atau ruang terbuka hijau.
Apalagi setelah diperkaya dengan berbagai tanaman langka, penangkaran rusa dan sebagainya. Kicau berbagai burung yang berada di taman itu, membuat suasana Kota Jakarta terasa sejuk.
Selain masyarakat bisa banyak belajar sejarah dari diorama yang terdapat di bagian basement Tugu Monas, juga dapa mengenal bebagai jenis pohon langka lengkap dengan nama latinnya. Ungkapan serupa dikemukakan para pelajar dari berbagai daerah yang berkunjung ke Taman Monas.
“Secara arsitektur landsekapnya, konsep penataan Taman Medan Merdeka atau Taman Monas dapat berfungsi sebagai laboratorium terbuka untuk pendidikan, kebun raya, dan ruang terbuka hijau atau paru-pau kota. Secara ekologis, Taman Medan Merdeka juga berfungsi untuk meminimalisasi berbagai pencemaran udara Jakarta dan pelestarian hidup berbagai satwa atau berbagai jenis burung. Jika ingin belajar mengenal berbagai jenis tanaman dari seluruh Indonesia, tadinya bisa ditemukan di Taman Medan Merdeka ini, Sayang semua yang tadinya bisa ditemukan di taman ini, sekarang banyak yang hilang setelah direhab,” ujar Reynilda.
Nah, wisata taman di kota metropolitan ternyata cukup mengasyikkan. Tak usah ke luar kota, dan perlu bersusah payah refresing bersama keluarga ke Puncak dan sekitarnya.
Sebab setiap waktu liburan, selalu akrab dengan kemacetan. Wisata taman yang kita tampilkan ini hanya sebagai kepada masyarakat bahwa di sekitar kita, sebenarnya banyak tempat untuk berekreasi bersama keluarga, khususnya wisata taman di Kota Metropolitan Jakarta. (DDJP/stw)