Engkong Abubakar bercerita saat naik trem (zaman dulu) dari Gang Kelor Matraman menuju Kampung Melayu saat mau mengunjungi Bang Somad kenalannya yang tinggal di Kampung Melayu Kecil.
“Ketika kondektur menanyakan karcis, ane sedang melamun memikirkan usaha dagang yang kian terpuruk. Sehingga ane diam saja. Dengan agak keras, kondektur itu bertanya lagi. Apa Abah abunemen, ane jawab, ane bukan Abunemen, tapi Abubakar,” kisah Engkong Abubakar.
Spontan, orang-orang yang mendengarnyan tertawa terpingkal-pingkal. Hanya Usman yang tersenyum.
Usman lalu bertanya. ” Seru juga Kong. Terus, ceritanya gimana?” tanya dia.
“Trem terus meluncur melewati Pasar Mester, terminal Bogor, Gang Kober, akhirnya berhenti di Bundaran Kampung Melayu, yang sekarang menjadi terminal Bus Kampung Melayu. Dari Kampung Malayu, ane berjalan kaki ke Kampung Melayu Kecil, tempat tinggal Bang Somad. Singkat cerita, setelah ngobrol ke sana ke mari, ane diajak makan siang. Hidangannya berupa nasi, ikan goreng dan sayur rebung yang belum ane kenal waktu itu,” kenang Engkong.
“Wah, sayur apa ini? tanya ane kepada Bang Somad. Rasanya enak sekali, seperti makanan surga. Padahal, ane sendiri belum pernah masuk surga,” katanya sambil tertawa terkekeh.
“Itu sayur rebung,” jawab Bang Somad.
“Ane tanya lagi. Apa itu rebung?” tambah Engkong.
Bang Somad menjelaskan, rebung adalah anak bambu atau bambu muda.
“Masya Allah, nikmatnya. Pulangnya, ane mampir ke pangkalan bambu di pinggir Kali Ciliwung dekat jembatan Manggarai dan membeli sebatang bambu lalu membawa pulang”.
“Setiba di rumah, masih di halaman, ane berteriak-teriak memanggil Fatimah, bini ane dan minta agar bambu yangane beli di pinggir Kali Ciliwung dibikin sayur senikmat yang ane nikmati di rumah Bang Somad,” kata Engkong Abubakar berhenti sejenak”.
“Bini ane kaget dan bengong saat ane suruh nyayur bambu tersebut seenak ane nikmati di rumah Bang Somad,” kata Engkng Abubakar..
“Lalu, bini Engkong bilang apa?” tanya mereka bersamaan.
“Istri ane bilang.Apa nggak salah denger. Kok bambu dibikin sayur. Ane jawab, ’bener’, tadi di rumah Bang Somad, ane diajak makan, sayurnya rebung alias bambu muda. Bini ane menjawab benar. Bambu muda itu namanya rebung memang enak disayur, tetapi mana ada bambu tua disayur. Bagaimana rasaya. Ane bilang ame bini, kalau yang muda saja bukan main enaknya. Apalagi yang sudah tua?” urai Engkong Abubakar.
“Seenak Engkong tidur sama bini tua sekarang kali ya, setelah Mak Fatimah meninggal dunia enam bulan lalu,” kelakar mereka. (DDJP/stw)