Wita Susilowaty Ajak Warga Kembangkan Urban Farming

October 8, 2025 4:19 pm

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Wita Susilowaty menilai, ruang publik di DKI Jakarta memiliki potensi besar untuk pengembangan pertanian perkotaan (urban farming). Seperti 324 unit Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.

Wita menyatakan, Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (DKPKP) telah menjalankan Program Urban Farming di RPTRA.

Hal itu sesuai Peraturan Gubernur Nomor 123 Tahun 2017 serta Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018–2030.

Program tersebut mencakup penyediaan sarana budidaya tanaman dan pendampingan teknis kepada pengelola RPTRA.

“Pemprov sudah memfasilitasi bibit sayuran, buah, biofarmaka, hingga media tanam agar RPTRA bisa dimanfaatkan sebagai ruang hijau produktif,” ujar Wita, beberapa saat lalu.

Selain itu, RPTRA juga mendukung sebagai kolam gizi melalui bantuan bibit ikan nila dan lele. Langkah tersebut memperindah ruang publik dan memberi manfaat gizi, serta membangun ekonomi masyarakat sekitar.

“RPTRA harus menjadi tempat edukasi agar warga mengenal konsep pertanian perkotaan dan bisa menanam di lingkungannya sendiri,” jelas Wita.

Komisi B, tambah Wita, mengimbau petugas RPTRA dan Dinas KPKP lebih aktif pendekatan langsung ke masyarakat.

Strategi jemput bola efektif meningkatkan partisipasi warga dalam menanam sayur cepat panen dan sistem hidroponik sederhana.

“Petugas RPTRA perlu dibekali pelatihan teknis urban farming agar bisa mendampingi warga mulai dari budidaya sampai pemasaran hasil,” terang Wita.

Ia juga mengusulkan, RPTRA berfungsi sebagai pusat pelatihan bagi masyarakat sekitar. Dengan begitu, warga dapat belajar langsung tanpa harus datang ke kantor dinas atau lembaga pelatihan formal.

“RPTRA harus menjadi ruang belajar yang mudah diakses warga agar konsep urban farming bisa dipahami secara bertahap,” kata Wita.

Sebagai tindak lanjut, program pelatihan keliling akan digelar dengan melibatkan tim DKPKP dan kelompok tani kota. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk Akademi Urban Farming dan Kelas Berkebun.

“Pelatihannya mencakup budidaya hidroponik, tanaman melon, budidaya ikan lele dan nila, hingga olahan hasil pertanian,” ungkap Wita.

Wita berharap, langkah itu dapat memperluas pemahaman warga tentang manfaat ekonomi pertanian perkotaan. Sekaligus mendorong kemandirian pangan di tingkat keluarga.

“Urban farming bukan hanya soal menanam, tapi juga membangun kesadaran bahwa pangan bisa dimulai dari rumah sendiri,” pungkas Wita. (all/df)