Liburan ke mana lagi, ya? Pilih ke luar kota atau cukup di dalam kota ? Pertanyaan semacam itu kini semakin sering dilontarkan oleh warga masyarakat ibukota. Lebh-lebih di musim libur sekolah, anak-anak selalu ingin bepergian bersama.
Bagi mereka yang berkantong tebal, banyak pilihan liburan ke luar kota. Karena, lapangan bermain di sekitar rumah yang nyaris tak ada lagi.
Di waktu libur, anak-anak kerap merasa bosan jika hanya menghabiskan Waktu di rumah. Selain itu, kini dengan kebanyakan ayah dan ibu bekerja di luar rumah. Waktu libur sekolah merupakan saat yang sangat tepat untuk berkumpul bersama sambil berwisata.
Warga yang berkantong tipis, tak usah resah. Pemprov DKI Jakarta banyak menyediakan tempat-tempat rekreasi edukatif.
Selain Kota Tua, sarana rekreasi yang tersedia adalah wisata taman. Ada ratusan taman yang dapat dimanfaatkan sebaai tempat rekreasi keluarga.
“Di taman-taman itu, anak-anak pun dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Karena taman-taman yang terdapat di lima wilayah Jakarta tersebut penuh makna dan arti,” ujar Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina, beberapa Waktu lalu.
Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, masyarakat bisa mendapatkan semua informasi dari pengelola taman. Baik tentang kondisi exiting maupun sejarah perkembangan dari taman-taman tersebut.
“Taman Menteng yang terletak di Jl. Jawa (HOS Cokroaminoto-sekarang) misalnya. Dulu merupakan ruangan terbuka hijau (lapangan) dan menyatu dengan Taman Suropati,” tutur Wa Ode.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina. (dok.DDJP)
“Pada zaman Belanda, popular dengan sebutan Viosvled. Tetapi di tahun 1960-an, lebih populer dengan Stadion Persija, berdampingan dengan Bioskop Menteng. Di stadion inilah, para pemain sepakbola nasional lahir,” tukas Wa Ode.
Harsoyo (75), warga Menteng Sukabumi, masih ingat betul ketika masih remaja bersama teman-temannya berlatih sepakbola di Stadion Menteng pada era tahun 1960-an.
Mengingat masa lalunya, ia sering mengajak keluarga, terutama cucu dan buyutnya pergi Taman Menteng. Di sinilah ia bertemu Fatimah, isterinya, anak satu-satunya pemilik warung nasi di depan stadion itu.
Fatimah hingga kini tetap setia mendampingi dan memberinya lima orang anak. Mereka begitu gembira menikmati sarana dan prasarana yang tersedia di taman tersebut.
Anak cucu dan cicitnya biasa bermain sepakbola, basket, ayunan, dan belajar mengenal berbagai jenis tanaman langka yang ditanam di taman tersebut.
“Dulu, saya telanjang kaki berlatih sepakbola. Kini, anak cucu dan cicit saya bermain sepakbola di atas sebidang tanah di bagian timur lapangan yang diplester halus,” tutur dia.
“Taman itu dibagi menjadi beberapa zona, dibatasi dengan as yang kuat. Masyarakat Jakarta, khususnya masyarakat Menteng dapat memanfaatkan rumah kaca sebagai balai pertemuan,” beber dia.
“Berbagai jenis tanaman yang ditanam di lokasi ini menjadikan Taman Menteng sebaai taman modern di pusat kota dan berskala nasional,” tambah Harsoyo yang ditemui di Taman Menteng, Senin (13/5/2024) sore.
Taman Menteng yang menjadi salah satu ikon Ibukota Jakarta itu, ditanami berbagai tanaman tropis, dikomposisikan dengan elemen perkerasan.
Selain menjadi taman kota juga berfungsi sebagai taman sosial, sarana interaksi warga sekaligus berfungsi sebagai kebun botani.
Perbandingan antara perkerasan dengan ruang terbuka hijau, menjadikan Taman Menteng sebagai taman modern yang bernuansa ekologis.
Lokasinya yang sangat strategis, menjadikan taman ini menjadi taman favorit yang tak pernah sepi pengunjung.
Murid-murid Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) didampingi beberapa orang pendidik begitu ceria setelah puas main sepakbola dan menjajal berbagai sarana permainan yang tersedia di Taman Menteng.
Beberapa penjaga taman tampak sibuk merawat berbagai tanaman di taman itu dan membersihkan rumah kaca. Beberapa pasang remaja juga tampak asyik mencatat berbagai jenis tanaman.
Sedangkan seorang anggota TNI tertidur pulas dikursi taman diterpa angin yang bertiup melalui sela-sela pepohonan. (DDJP/stw/rul)