Wisata Halal di Ibukota Perlu Dikembangkan

January 5, 2019 9:21 pm

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta mendukung langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar program wisata halal dapat dikembangkan untuk sektor pariwisata di Ibukota.

Program tersebut diinisiasi langsung Sandiaga Uno saat masih menjabat sebagai Wakil Gubernur. Ditargetkan wisata halal bisa eksis dan menjadi program strategis di 2020.

Saat itu Sandiaga menargetkan satu juta wisatawan halal masuk ke Jakarta selama lima tahun hingga tahun 2020 dengan target satu juta wisatawan tercapai peluang transaksi ekonomi DKI Jakarta bisa mencapai Rp40 triliun.

DPRD Provinsi DKI Jakarta menilai keberadaan wisata halal di Ibukota layak untuk dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan beragama Islam. Hanya saja, pelaksanaan wisata halal perlu perlu pertimbangan khusus tanpa mendiskriminasi kaum atau golongan tertentu.

“Kalau wisata halal sah-sah saja karena mayoritas warga kita pemeluk Agama Islam, itu yang dicari. Kenapa sih kita tidak bisa membuka wisata halal dan bukan mengecilkan dari masyarakat atau rekan-rekan kita yang beragama lain,” kata Anggota Komisi B DPRD DKI Syarifuddin, Jumat (4/1).

Syarifuddin yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Kehormatan DPRD DKI ini berharap agar wisata halal di Ibukota dapat terkelola secara baik sehingga mudah terjangkau oleh wisatawan domestik dan mancanegara.

“Wisata halal harus kita berikan di beberapa titik-titik baik itu berupra restoran atau kuliner lainnya bagaimana wisata halal ini bisa menjadi impian dari warga Jakarta itu sendiri dan juga impian dari tamu-tamu mancanegara,” terang Syarifuddin.

Sementara itu, Plt Kepala Disparbud DKI Jakarta Asiantoro mengatakan Pemprov DKI sudah memulai langkah awal menuju konsep destinasi wisata halal tahun 2020, yaitu dengan menyediakan makanan halal di daerah proyek percontohan, salah satunya adalah di Kawasan Setu Babakan.

Ia menjamin potensi DKI Jakarta sebagai jantung Ibukota akan mampu mewujudkan wisata halal yang dinikmati seluruh kalangan tanpa membedakan kaum atau golongan agama tertentu di kawasan strategis lainnya.

“Jadi yang berwisata kuliner halal disana (Setu Babakan) tidak hanya muslim saja bahkan orang diluar non muslim juga ada disana. Dan memang kita tunjukkan kalau wisata halal harus dikembangkan,” tandasnya. (DDJP/alw/oki)