DPRD DKI Jakarta meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengevaluasi rencana Pemprov membangun pulau sampah di Kepulauan Seribu.
Alih-alih menjadi solusi penanganan sampah, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah justru Khawatir pembangunan pulau sampah akan mencemari laut sekitar.
“Jangan kita cemari lagi dengan sampah yang mau kita buang ke sana, itu sih ke khawatiran kita,” ujar Ida dalam rapat pembahasan perubahan APBD Tahun 2024, Jumat (9/8).
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah. (dok.DDJP)
Menurut dia, adanya teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) dan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) dinilai cukup menangani sampah Jakarta.
“Kalau RDF yang di Rorotan jadi, lalu beberapa TPS 3R bisa terselesaikan, saya yakin permasalahan sampah bisa terselesaikan dengan baik. Tidak perlu lagi membuang anggaran,” tandas Ida.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, telah menganggarkan Rp257 juta dalam Perubahan Anggaran 2024 untuk mengkaji pulau sampah.
“Tujuan kami kajian pulau sampah ingin melihat kajian uji tuntas terhadap regulasi-regulasi yang memang pernah dibuatkan baik oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” kata Asep.
Ia menjelaskan, rencana reklamasi pulau sampah itu menjadi bagian dari pengelolaan sampah di tingkat hilir.
Selain terdapat pengelolaan sampah di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
Termasuk pula pengoperasian fasilitas penambangan lahan urug zona tidak aktif dengan karakteristik sampah yang sudah terdekomposisi agar bisa digunakan kembali (landfill mining), serta pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif (RDF) Plant di Bantar Gebang.
“Kami berpikir bagaimana kita coba untuk membangun pulau tersendiri untuk membangun pulau sampah,” tutur Asep.
Berdasarkan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup, Jakarta menghasilkan sampah sebanyak 7.500 ton sampah per hari.
Dari total sampah tersebut, teknologi RDF hanya mampu mengelola sebanyak 1.000 ton per hari. Sedangkan untuk lokasi di Rorotan sebanyak 2.500 ton perhari.
Selain itu, dari 20 TPS 3R mampu mengelola sebanyak 500 ton per hari. (DDJP/yla/gie)