Waspadai Ancaman Penyakit di Musim Pancaroba

April 22, 2024 3:38 pm

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Stefanie Oktavia mengemukakan, Kementerian Kesehatan RI mengimbau agar masyarakat waspada terhadap potensi ancaman penularan hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau yang dikenal flu Singapura.

Meenurut Juru bicara Kemenkes M. Syahril, penyakit ini memiliki kecepatan penularan yang tinggi, meski jarang meyebabkan sakit berat. Pergerakan manusia selama perjalanan mudik Lebaran lalu berpotensi mempercepat penyebaran.

“Terutama di kalangan bayi dan balita. Tecatat hampir 6.500 kasus HFMD hingga pekan ketiga Tahun 2024. Sebagian besar terjadi pada anak-anak dan sebagian pada orang dewasa,” ujar Stefanie, beberapa waktu lalu.

Anggota DPRD DKI Jakarta Stefanie. (dok.DDJP)

Ia mengungkapkan, menurut data yang ada, penderita terbanyak di Pulau Jawa. Antara lain, Jawa Barat sebanyak 2.119 kasus, disusul Banten 1.171 kasus, Daerah Istimewa Yogyakata 561 kasus, dan Jawa Tengah 464 kasus,” beber Stevanie.

Bahkan, terdapat tren peningkatan penderita flu Singapura saat mudik lebaran ditambah libur panjang pasca lebaran. Karena itu, masyarakat dimbau tetap menjaga kesehatan dan kebersihan.

Kasus Demam Berdarah

Musim pancaroba akhir-akhir ini membuat kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat di berbagai daerah. Tanpa kecuali di Kota Mtropolitan, Jakarta. Bahkan, bulan April 2024, diprediksi akan menjadi puncak kasus (DBD) Di Jakarta Barat.

Berdasarkan laporan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, hingga 17 April 2024, tercatat ada 1.124 kasus DBD. Karena itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau agar warga Jakarta mewaspadai penyebaran DBD.

“Kita harus sama-sama untuk menyelesaikan DBD. Masing-masing warga agar melaksanakan 3 M (menguras, menutup dan mengubur) tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk aedes eygypti,” ujar dia di Balai Kota, Jumat (19/4/2024).

Pemerintah pusat dan daerah juga sering menggaungkan gerakan 3M untuk mengantisipasi berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Heru mengaku sangat prihatin karena penyakit DBD tersebut sudah banyak merenggut korban jiwa.

Bahkan, banyak di derita warga sekitar tempat tinggalnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. “Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menginformasikan, saat melakukan pendataan terhadap warga yang terserang DBD, ada enam warga Jakarta yang meninggal dunia akibat DBD,” imbuh dia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati seeara terpisah menyebutkan, sampai Selasa (16/4/2024) kasus DBD di Jakarta mencapai 3.875 kasus. Pada Januari 2024, tercatat ada 310 kasus. Februari, naik menjadi 767 kasus, dan Maret 2.163 kasus dan hingga 16 April 2024, tercatat ada 635 kasus.

Sedangkan penderita DBD yang meninggal dunia terdapat di beberapa wilayah. Antara lain di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Kecamatan Kebayoran Lama, dan Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Kecamatan Ttanah Abang dan Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. (DDJP/stw)