Guna mengedukasi masyarakat tentang pemenuhan gizi sehari-hari bagi anak-anak, dibutuhkan buku panduan khusus.
Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justrin Adrian mengusulkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) membuat buku panduan berisi resep menu makan harian untuk bayi ima tahun (Balita) dan anak-anak.
Usulan itu sebagai upaya membangun kesadaran orangtua terkait pemenuhan status gizi balita dan anak.
Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justrin Adrian. (dok.DDJP)
Tak hanya itu, edukasi lewat buku pemenuhan gizi bisa menjadi bagian memutus kasus stunting atau gizi buruk di Jakarta.
Ia juga mengaku banyak menerima keluhan dari kader Posyandu yang menemukan orangtua memberikan mie instan kepada anaknya setiap hari.
Perilaku pemberian makan seperti itu terjadi khususnya di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Kasih mie instan saja dan dianggap sudah makan anaknya. Sehingga gizinya tidak terpenuhi,” ujar Justin saat dihubungi, Selasa (5/11).
Karena itu, pemberian buku saku bisa menjadi pedoman para orangtua untuk menyajikan menu seimbang dengan variasi bahan makanan untuk dihidangkan dan dikonsumsi anak pada masa pertumbuhannya.
“Tipis saja, 10 sampai 20 halaman (buku saku) dan diberikan kepada ibu-ibu sebagai acuan kadar gizi harian anak. Isinya resep-resep makanan, karena terlalu banyak orangtua tidak paham memenuhi gizi anaknya,” tutur Justin.
Dalam waktu dekat, sambung dia, akan berkoordinasi dengan kader Posyandu dan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk segera merealisasikan pemberian buku saku pemenuhan gizi anak.
Justin berharap, tak ada lagi anak dalam perkembangan yang terdampak malnutrisi atau salah gizi akibat ketidaktahuan orangtua tentang kebutuhan energi, karbohidrat, lemak, dan protein.
“Bisa nanti kita diskusi dengan Dinkes untuk menyusun buku saku ini,” tukas Justin. (gie/df)