Usulan 4 Hari Kerja Dalam Seminggu Butuh Kajian

February 10, 2025 1:34 pm

Pakar Tata Kota dan Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Nirwono Joga melontarkan wacana usulan tentang 4  hari kerja dalam seminggu di Jakarta.

Wacana tersebut cukup menjadi perhatian kalangan legislator di DPRD DKI Jakarta.

Wacana tersebut dimaksudkan untuk menambah waktu libur bagi masyarakat, selain hari Sabtu dan Minggu.

Nirwono menjelaskan, kebijakan tersebut terinspirasi dari kota-kota di Eropa. Khususnya, Scandinavia yang telah menerapkan sistem serupa.

Selain itu, kebijakan tersebut dianggap sebagai langkah mitigasi terhadap bencana, seperti banjir dan polusi udara.

Misalnya, ketika memasuki puncak musim hujan dengan ancaman banjir seperti sekarang ini. Maka, solusi yang paling mudah adalah meliburkan pekerja.

Nirwono menyatakan pandangan tersebut disampaikan bukan dalam kapasitasnya sebagai anggota Tim Trasisi Pramono Anung-Rano Krno, tetapi sebagai pakar.

Usulan itu disampaikan dalam acara diskusi bersama Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Jakarta.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga ketua Tim Transisi Pramono-Rano Karno Ima Mahdiah menegaskan, usulan itu bukan atas nama tim transisi. Melainkan usulan pribadi Nirwono.

“Pandangan tersebut adalah hasil diskusi akademis yang disampaikan Nirwono Joga sebagai Pakar Tata Kota,” ujar Ima.

Di sisi lain, Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian menilai, wacana empat hari kerja dalam seminggu menarik untuk dipertimbangkan.

Sebab, kebijakan tersebut sudah diterapkan di beberapa negara. “Antara lain Jerman, Belgia, Islandia, Spanyol dan Jepang,” ungkap Justin, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono menyebutkan, usulan empat hari kerja dalam seminggu bukan ide baru.

Bahkan, kata dia, sistem empat hari kerja dalam seminggu pernah berlaku di Jakarta.

Jika Pemprov DKI Jakarta akan memberlakukan sistem tersebut, tambah Mujiyono, harus ada kajian secara mendalam.

“Jangan sampai kebijakan tersebut menyebabkan turunnya produktivitas di Jakarta,” pungkas dia Mujiyono. (stw/df)