Penutupan akses jalan ke jembatan penyeberangan orang (JPO) di kolong Flyover Kalibata, Jakarta Selatan, dikeluhkan banyak warga.
Karena itu, Anggota DPRD DKI Jakarta Taufik Zoelkifli mendorong agar JPO itu hanya dibuka pada siang hari. Lalu, JPO ditutup pada malam hari.
Awalnya, Taufik membeberkan masalah yang membuat JPO itu ditutup dengan pagar besi.
Menurut dia, JPO memudahkan warga menyeberangi Sungai Ciliwung. Namun, sering menjadi tempat tawuran oleh sekelompok orang.
“Ini kan sebenarnya masalah berbeda. Tawuran antara siapa dengan siapa itu harus diteliti,” ujar Taufik, beberapa waktu lalu.
Ia mendorong agar tokoh-tokoh masyarakat dari pihak terkait tawuran membuat kesepakatan damai. Lurah dan camat pun diminta turun tangan.
Meski begitu, Taufik mengakui tidak mudah membuat kesepakatan damai. Akan tetapi, peran lurah dan camat hingga tokoh masyarakat tetap harus dilakukan.
“Jadi, cara untuk menyetop tawuran bukan dengan menutup jalan,” tandas Taufik.
Mencegah tawuran dengan cara menutup akses JPO kolong Flyover Kalibata, kata Taufik, justru akan menimbulkan masalah lain. Warga sekitar kesulitan akses jalan.
“Jadi di sini kan sebenarnya sudah memang dipakai jalan itu untuk transportasi warga dari satu titik ke titik lainnya dan paling aman dan mungkin juga paling cepat,” ungkap dia.
“Nah, kalau itu ditutup, maka kerugian lebih besar menimpa warga. Ada yang harus manjat pagar, anak-anak sekolah. Ada yang harus muter jauh. Ini jadi menimbulkan masalah lain,” beber Taufik.
Di samping menyelesaikan masalah tawuran dengan mendamaikan pihak-pihak yang terlibat, Taufik mendorong agar JPO itu dibuka ketika siang hari.
Jika dirasa tidak aman pada malam hari maka JPO bisa ditutup. “Kalau pun itu harus ditutup, bisa pakai waktu kok. Supaya tidak terganggu orang-orang yang ingin melintas di sana,” tambah dia.
Seperti diketahui, penutupan akses JPO kolong Flyover Kalibata dikeluhkan banyak warga. Siswa SD mengeluh penutupan akses jalan ke sekolah. (red)