Kalangan legislator berharap para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jakarta mendapatkan pendampingan secara komprehensif.
Tidak hanya permodalan. Pendampingan terhadap upaya membangun kreativitas dan keahlian juga sangat penting. Dengan demikian, pertumbuhan UMKM di Jakarta dapat terukur.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Al Fatih mengatakan, pendampingan tersebut tidak boleh berhenti pada aspek administratif dan bantuan modal.
Menurut dia, pendampingan peningkatan keterampilan (skill) dan kreativitas bisa membuat para pelaku UMKM mampu mengkapitalisasi kapasitas bakat dan ide-ide inovatif. Hasil produksi akan bernilai tinggi.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Al Fatih. (dok.DDJP)
“Saya selalu menekankan bahwa pendampingan terhadap UMKM di Jakarta tidak boleh berhenti pada aspek administratif atau bantuan modal semata,” ujar dia, Selasa (14/10).
Pelatihan dan pengembangan wawasan usaha menjadi kunci agar produk UMKM Jakarta dapat bersaing. Tidak hanya di pasar lokal, namun di tingkat nasional hingga internasional.
Pemprov juga perlu memperluas pelatihan kontekstual dan berbasis kebutuhan sektor. Misalnya pelatihan pengemasan produk kuliner, pemasaran digital, hingga literasi keuangan sederhana.
Pasalnya, kelemahan UMKM bukan pada niat berusaha. Akan tetapi pada kurangnya know-how untuk berkembang.
Terkait dengan permodalan, sambung Fatih, Dinas PPKUKM perlu memperluas akses permodalan bagi para pelaku UMKM.
Hanya saja, skema permodalan berbasis prinsip soft loan. Memiliki prosedur yang jelas dan akuntabel. Sehingga sangat membantu pelaku usaha tanpa berisiko kredit macet.
Kondisi ekonomi saat ini, sambung dia, menuntut UMKM berdaya saing ekstra. Baik dari segi kualitas produk, kemasan, layanan, maupun strategi pemasaran. Termasuk branding digital.
“Kami di Komisi B mendukung langkah Pemprov DKI Jakarta dalam memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM,” tukas Fatih. (yla/df)