Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani meminta agar penanganan tawuran di Manggarai, Jakarta Setalan, dilakukan sampai ke akar-akarnya. Penyelesaian dilakukan dengan tegas.
“Saya setuju banget dengan Pak Gubernur, untuk permasalahan tawuran di Manggarai ini memang perlu diselesaikan dengan tegas tetapi tetap dengan cara manusiawi dan terarah karena memang sudah sangat meresahkan,” ujar Rany.
Rany mengatakan, tawuran di Manggarai sangat mengganggu kegiatan masyarakat. Sehingga, harus ada penanganan secara tegas dan mencari akar penyebab tawuran.
“Karena ketika tawuran terjadi di jam-jam yang tidak bisa diduga dan meresahkan siapa pun yang melintas di wilayah tersebut. Karena siapa pun bisa jadi korban sial akibat tawuran yang harus ditindak tegas dengan mencari ujung pangkal serta biang kerok dari setiap kejadian,” jelas dia.
Dia juga mendukung adanya hukuman kepada pelaku yang memberikan efek jera. Sebab, kata dia, banyak kerugian akibat tawuran yang berulang di Manggarai tersebut.
“Hukuman dengan efek jera harapannya bisa membuat yang lainnya berpikir ulang bila ingin memulai atau menjadi provokator biang kerok tawuran dan tentunya memang perlu menggandeng banyak pihak dalam menindaknya,” kata dia.
“Terlalu banyak kerugian pastinya akibat tawuran ini bahkan mungkin saja ada keluarga yang harus kehilangan sanak saudaranya secara sia-sia. Seperti kita tahu beberapa kali para pelaku tawuran ini juga merusak fasilitas umum di sekitarnya,” tutur dia.
Masalah tawuran, kata Rani, juga terjadi di berbagai wilayah di Jakarta. Dia meminta agar pencegahan dilakukan di segala penjuru.
“Sebenarnya bukan hanya tawuran di Manggarai saja yg harus ditindak tegas karena di beberapa wilayah Jakarta juga masih banyak wilayah yang kerap jadi tawuran dan semua meresahkan. Ini harus jadi PR dan kepedulian kita bersama, tawuran enggak pernah bawa untung melainkan kerugian yg banyak apalagi bila ada korban,” tukas dia.
Diketahui, tawuran di kawasan Manggarai kerap terjadi. Beberapa hari lalu, tawuran yang terjadi sampai memakan korban luka. (red)