TransJakarta Berpeluang Tambah Pendapatan dengan Rebranding Halte

January 18, 2024 7:01 pm

Kalangan politisi di Kebon Sirih menilai perubahan nama pada sejumlah halte bisa dimanfaatkan untuk menggali potensi pendapatan bagi PT. TransJakarta. Dengan kata lain, rebranding halte bisa dilakukan untuk menambah pendapatan selain penjualan tiket.

Selama ini, penggunaan nama Halte TransJakarta menggunakan konsep rebranding. Namun kenyataannya, halte yang menggunakan sejumlah brand swasta justru tidak menuai hasil. Atas dasar itulah, penyematan nama pada halte disesuaikan dengan nama jalan dan kawasan.

Anggota Komisi Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufiq Zoelkifli menyebut, perubahan nama itu seharusnya bisa menjadi bagian upaya menambah pendapat lewat rebranding.

“Pandangan saya soal pergantian itu, antara lain, adalah untuk menambah pendapatan PT. TJ. Jadi, kemarin ada halte yang sudah kadung memakai nama RS atau nama mal, seperti Podomoro atau lainnya yang sebenarnya kalau pakai nama itu, dia seharusnya membayar, harusnya berbayar ke PT. TJ,” ujar dia, Rabu (17/1).

Dia mengatakan, banyak halte TJ yang sejak dulu dinamai dengan nama-nama brand lain. Kini, nama-nama itu patut ditinjau ulang agar nama brand lain yang menempel di halte bus TJ memberi keuntungan bagi PT TJ sebagai pemilik aset.

“Karena sudah terlanjur pakai nama lain seperti itu, sekarang halte itu namanya diganti yang netral atau tidak terkait dengan brand tertentu. Nanti kalau semua sudah seperti itu bisa tuh PT. TJ menawarkan kepada perusahaan-perusahaan, provider, rumah sakit (RS), mall atau brand Lain untuk menamakan halte tersebut dengan nama brand mereka,” katanya.

Menurut dia, perubahan nama sejumlah halte busway itu merupakan salah satu strategi marketing PT. TJ untuk mendongkrak pendapatan perusahaan.

“Itu kan jadi marketing sebagai sarana promosi buat mereka. Kalau demikian maka katakanlah ada kontrak satu atau dua tahun maka bayarannya sekian. Sehingga ada pendapatan non fire box dari PT TJ. Jadi bukan hanya mengandalkan tiket tapi juga ada pemasukan lain yang didapat dari penamaan halte dengan brand-brand tertentu,” kata dia.

Sebelumnya, sejumlah Halte Bus TJ mengalami perubahan nama dan dikeluhkan penggunanya. Di antaranya Halte Tirtayasa di Petogogan berganti menjadi Halte Pasar Santa, Halte Tendean berubah menjadi halte Tegal Mampang, halte Halte Sarinah menjadi Halte MH Thamrin, Halte S Parman Podomoro City menjadi Halte Tanjung Duren. (DDJP/bad/gie)