Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta melakukan peninjauan kegiatan revitalisasi pembangunan trotoar Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).
Peninjauan itu dilakukan untuk menindaklanjuti masukan warga pada revitalisasi trotoar yang dilaksanakan Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Sebab tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan pengerjaan revitalisasi lantaran menyebabkan kemacetan di setiap jam sibuk.
“Jadi kita menindaklanjuti masukan-masukan dari masyarakat, benar tidak sih (revitalisasi trotoar) ini ada manfaatnya untuk masyarakat, karena selama ini masyarakat banyak yang mengeluh kalau revitalisasi trotoar ini mengganggu mereka. Makanya hari ini Komisi D seluruhnya melihat langsung, manfaatnya apa untuk masyarakat,” ujar Ida Mahmudah, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta di lokasi.
Setelah melaksanakan peninjauan, Ida bersama jajaran Komisi D DPRD DKI Jakarta menyimpulkan bahwa revitalisasi trotoar tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika trotoar tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat pejalan kaki, namun Komisi D menyesalkan penebangan pohon angsana sebagai bagian dari revitalisasi.
“Ini akan alasan nya ada pohon besar yang ditebang, alasannya adalah keropos, nah kalau keropos perawatan nya tidak bagus, padahal bisa disuntik. Sayang kalau pohon yang sudah besar menghijaukan di wilayahnya tapi ditebang,” terangnya.
Meski demikian, Ida menilai bahwa konsep revitalisasi trotoar yang digencarkan Dinas Bina Marga sebagai leading sector akan mampu memberikan ruang bagi pejalan kaki. Hanya saja, ia mengimbau perlunya perawatan secara berkelanjutan kalau pekerjaan fisik trotoar sepanjang 4 Kilometer telah dirampungkan.
“Maka dari itu, Dinas Bina Marga harus bisa kerjasama dengan Dishub (Dinas Perhubungan), Satpol PP dan dinas-dinas terkait untuk merawatnya. Jangan sesuatu yang sudah kita anggarkan besar, tapi perawatan nya tidak ada,” ungkap Ida.
Selain itu,Anggota Komisi D DPRD DKI Syahroni menyarankan agar bahwa Dinas Bina Marga perlu memperhatikan aspek-aspek konstruksi dalam proses pengerjaan fisik revitalisasi trotoar. Seperti, proses pengecoran di sepanjang jalur kawasan trotoar.
“Saya lihat konstruksinya ada yang retak-retak, saya harap agar pengecoran itu bagaimana caranya supaya tidak pecah, dan harus dilakukan seawal mungkin. Misalnya dikasih di kedalaman lima sampai 10 sentimeter, kemudian dikasih alat supaya tidak pecah supaya fleksibel,” terangnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho menerangkan, pihaknya bersama Dinas Kehutanan telah berkoordinasi perihal proses eksekusi penebangan pohon di sekitar kawasan Cikini Raya sebagai salah satu pilot project kegiatan pembangunan fisik revitalisasi trotoar.
“Kemarin minggu kita sudah cek bersama Dinas Kehutanan dengan menggunakan alat isotope radio carbon, jadi bisa mendeteksi pohon-pohon mana yang bsia dipertahankan atau tidak,” terang Hari.
Dengan demikian, ia memastikan pihaknya bersama Dinas Kehutanan akan terus menjalankan kegiatan penebangan pohon secara selektif terhadap pohon-pohon di sekitar kawasan Cikini Raya. Sehingga, nilai estetika trotoar dalam bentuk jalan lengkap (complete street) dapat terjaga sekaligus memberikan rasa keamanan dan kenyamanan kepada setiap warga pejalan kaki yang melintas.
“Kalau memang (pohon) itu mengganggu dalam arti kata satu trotoar dipenuhi pohon, dan pohon nya sudah rapuh dan dikhawatirkan rawan tumbang, itu yang kita eksekusi. Tapi kalau yang tetap, kita pertahankan, kita buat buffer atau amenities untuk membuat pohon-pohon itu bisa hidup sehat seperti yang dibilang Ibu Ketua (Komisi D), jadi pohon itu bisa tumbuh jadi baik,” tandasnya. (DDJP/alw/oki)