Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta meminta Dinas Lingkungan Hidup (LH) serius menekan volume sampah yang terus melonjak dan membebani Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh mengatakan, salah satu upaya yang dapat dilakukan Dinas LH adalah memperbanyak dan mempercepat pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).
“Kita harapkan kalau TPS3R ini terealisasi dengan baik ditiap wilayah, maka sampahnya bisa dikelola dengan baik dan mengurangi (sampah) ke Bantargebang,” ujarnya di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (30/3).
Nova mengingatkan, TPST Bantargebang yang sudah beroperasi sejak 1989 itu saat ini sudah kritis. Apalagi Jakarta menyumbang sekitar 7.700 sampai 8.000 ton sampah per hari.
“Jadi jangan sampai sampah ini numpuk di truk dan semua dibawa ke TPS. Apalagi Bantargebang tidak bisa menyelesaikan 100% masalah sampah di DKI,” ungkapnya.
Di rapat kerja yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengaku siap menambah dan mempercepat pembangunan TPS3R. Anggaran yang disiapkan sebesar Rp172,5 miliar.
“Optimalisasi memang sudah kita jalankan sejak tahun 2020. Tahun ini ada anggaran untuk TPS3R di 15 titik dan pembelian mesin crusher (pencacah),” jelasnya.
Asep menjelaskan, sejauh ini TPS3R sudah ada di 22 titik di Jakarta Timur dan empat di Jakarta Pusat.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan Mohamad Amin mengatakan, di wilayahnya belum ada satu pun TPS3R. Pasalnya pembangunan yang diproyeksikan dapat dimulai di tahun 2020 terdampak refocusing anggaran akibat pandemi Covid-19.
Di tahun ini, sambung Amin, TPS3R di Jakarta Selatan rencananya akan dibangun di Kramat Pela Kebayoran Baru, Kalibata Indah, dan Pondok Pinang Kebayoran Lama.
“Tahun 2020 pernah ada anggaran untuk membuat TPS3R tapi terefocusing. Tahun 2022 ini baru akan dieksekusi, karena baru ada anggaran,” tandasnya. (DDJP/gie)