Anggota DPRD DKI Jakarta Suhud Alynudin mengapresiasi program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang digegas Pemprov DKI. Diharapkan program itu bisa terealisasi di 267 kelurahan yang berada di Jakarta.
Ia menilai, Program DASHAT merupakan bentuk nyata Pemprov dalam menekan angka stunting di Jakarta. Apalagi Dinas Kesehatan menargetkan tidak ada lagi kasus baru balita stunting.
“Kami mendorong program ini menjadi prioritas Pemda DKI untuk ditingkatan, baik cakupan dan juga anggaranya. Di Jakarta ada 267 kelurahan,” ujar Suhud saat dihubungi, Selasa (1/10).
Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029 Suhud Alynudin. (dok.DDJP)
Langkah awal yang bisa diterapkan Pemprov DKI yakni berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk menyukseskan Program Dapur Sehat.
Menurut dia, struktur yang tepat untuk digunakan yakni lurah sebagai penanggung jawab, kepala Puskesmas sebagai wakil ketua, serta didukung oleh kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK).
“Program Dapur Sehat bisa efektif berjalan jika didukung oleh seluruh stakholder terkait dengan dukungan anggaran yang memadai,” kata Suhud.
Selain Program DASHAT, untuk mengatasi stunting juga perlu diimbangi dengan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita. Sehingga memenuhi kebutuhan gizinya terpenuhi.
Ia mengatakan, PMT kepada balita dapat diberikan dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan, seperti telur dan susu yang kandungannya kaya akan protein hewani, kacang hijau dan snack yang aman dan bermutu dengan memperhatikan gizi yang diyakini mampu mencegah stunting pada balita dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
“Program ini diharapkan bukan hanya berisi penyuluhan kesadaran tentang pentingnya asupan gizi, tapi juga dibarengi langkah aksi dengan pemberian makanan bergizi bagi ibu hamil dan balita di Jakarta,” tutur Suhud.
Kini, Pemprov DKI Jakarta telah menggelar program DASHAT dengan melibatkan 18 kelurahan. Yaitu Kelurahan Galur, Mangga Dua Selatan, Kebon Melati, Semper Barat, Cilincing, Pademangan Barat, Kembangan Utara, Jatipulo, Tanjung Duren Selatan, Menteng Dalam, Lenteng Agung, Cipete Utara, Kramat Jati, Pondok Kopi, Cakung Barat, Pulau Pari, Pulau Harapan, dan Pulau Kelapa.
Berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), kasus stunting di Jakarta pada periode Juni lalu turun 0,31 persen dibandingkan Januari 2024. Saat ini, angka stunting di Jakarta masih di angka 1,79 persen. (DDJP/yla/gie)