Taraja

August 28, 2024 10:07 am

Migrasi penduduk dari berbagai daerah ke Jakarta terjadi sejak Indonesia Merdeka dan Jakarta menjadi ibukota negara.

Bukan hanya dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, tetapi hampir dari semua daerah di Nusantara ini.

Migrasi ini bukan tidak menimbulkan masalah. Fasilitas hidup dan tempat tinggal waktu itu masih sangat belum memadai.

Hingga akhirnya, muncullah rumah-rumah petak sederhana tanpa fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) yang memadai.

Karena itu, tak mengherankan jika sumur tradisional Betawi banyak digunakan masyarakat dari berbagai etnis. Betawi, Jawa, Sunda, Padang, Sulawesi, Medan dan lain sebagainya.

Tersebutlah kisah, Kang Dudung yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. Suatu hari kepleset hingga kecemplung sumur saat menimba air.

Dia berteriak-teriak minta tolong. Bang Somad yang orang Betawi, kebetulan berada tak jauh dari lokasi itu mendengar teriakan minta tolong itu langsung menuju ke lokasi sumur di kebun milik Bang Toing.

Ia segera meluncurkan tambang yang biasa digunakan untuk menimba air untuk menolong Kang Dudung. Tetapi Kang Dudung terus berteriak dari dalam sumur.

“Taraja…….. taraja…..!” teriak Dudung.

Bang Somad yang tak paham Bahasa Sunda mengira ‘Ntar aja’ yang dalam bahasa Betawi artinya nanti saja.

Karena itu, ia pun juga berteriak tak kalah kerasnya.

“Apa Kang Dudung? Ente udah hampir kelelep bilang entar aja !”

Mendengar ucapan itu, Entin, bini Kang Dudung nyamperin Bang Somad sambil menangis dan menjelaskan, ‘taraja’ itu dalam bahasa Sunda artinya ’tangga’.

“Oooooo…….” kata Bang Somad sambil melongo. (DDJP/stw)