Penanganan sampah tak terlepas dari upaya mengatasi persoalan banjir. Seperti di kawasan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Warga sekitar kerap kebanjiran ketika hujan tiba. Setelah dicari penyebabnya, ternyata banjir akibat penyumbatan sampah dari area pasar.
Mengatasi persoalan itu, penanganan sampah di Pasar Induk Kramat Jati menjadi prioritas. Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi mendukung pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah metode reduse, reuse, recycle (TPS 3R) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ia menilai, TPS 3R selain mampu mengatasi permasalahan sampah, namun juga menjadi salah satu solusi penanganan banjir di wilayah Kramat Jati.
Anggota Komisi D DPRD DKIDKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi. (dok.DDJP)
“Tentu kita dukung Pemprov. Sebab sampah dari Pasar Induk, itu salah satu faktor banjir yang harus di-manage dengan baik. Itu prioritas kami,” ujar Suhaimi di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (21/10).
Ia berharap, pembangunan TPS 3R bisa selesai sesuai target yang telah ditetapkan, yakni Juli 2025. Harapannya, warga sekitar Kramat Jati tidak lagi terdampak banjir yang disebabkan oleh penyumbatan sampah dari Pasar Induk Kramat Jati.
“Di Kali Item itu banyak sampah dari pasar, kadang hujan sebentar saja sudah banjir. Saya berharap itu tak terjadi kembali,” ungkap Suhaimi.
Pada 10 Oktober 2024, Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono telah meletakan batu pertama (ground breaking) untuk membangun TPS 3R di atas lahan seluas 3.800 meter persegi, milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Pengelolaan sampah ini ditargetkan rampung pada Juli 2025. Kapasitasnya mampu mengolah 100 hingga 120 ton sampah per hari.
Nantinya, sampah itu diproses jadi bahan bakar jumputan padat. Lalu, dimanfaatkan sebagai pengganti sebagian (co-firing) batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN (Perusahaan Listrik Negara).
Tak hanya tempat pengelolaan sampah, lokasi itu juga dilengkapi mushola, posyandu, dan balai warga. (gie/df)