Anggota DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo menilai, perlu menanamkan budaya antikorupsi kepada anak-anak sejak usia di bangku sekolah.
Oleh karena itu, ia mendukung adanya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan Pemprov DKI ke seluruh sekolah dengan materi yang disesuaikan jenjang pendidikan dan usia peserta didik.
“Saya menyambut baik ide sosialisasi ini dilakukan di sekolah-sekolah di DKI. Ini bisa menjadi pilot project terkait mata pelajaran KKN (korupsi kolusi dan nepotisme) dengan materi yang disesuaikan,” ujar Rio saat dihubungi, Rabu (2/10).
Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029 Dwi Rio Sambodo. (dok.DDJP)
Menurut dia mengedukasi anak tak cukup dengan sosialisasi sepintas saja. Namun harus dilakukan secara intensif. Sehingga output yang dihasilkan bisa terlihat dalam aksi nyata siswa-siswi di sekolah.
“Sosialiasi ini tidak boleh berhenti sebatas sosialisasi artinya harus ada output nyata yang dilakukan oleh peserta didik siswa-siswi di sekolah,” ungkap Rio.
Harapan dia, agar siswa-siswi dapat menerima dengan baik, proses sosialisasi dan edukasi itu harus dilakukan secara dialogis. Oleh karena itu, anak-anak harus mendapatkan penjelasan dengan cara yang sesuai tumbuh kembang psikologisnya.
“Sosialisasi ini juga harus mengedepankan dialog interaktif agar siswa juga bisa langsung terlibat dalam hal bertanya maupun memberikan pandangannya terkait masalah pungli dan gratifikasi,” tutur Rio.
Ia juga menekankan agar materi sosialisasi atau pendidikan anti korupsi harus beriringan dengan aktivitas sehari-hari para siswa sekolah. Sehingga pengetahuan antikorupsi bisa menjadi keteladanan.
“Harapannya sosialisasi gerakan antikorupsi dapat berlangsung di semua lini perangkat Pemda,” pungkas Rio. (DDJP/bad/gie)