Istilah ‘susu ikan’ belakangan ini banyak dibicarakan masyarakat. Karena minuman ini disebut-sebut bisa menjadi alternatif menggantikan susu sapi.
Terutama dalam program susu gratis oleh Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masa bhakti 2024-2029.
“Bahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim harga susu ikan lebih murah daripada susu sapi,” ujar Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029 Rany Maulani, Rabu (11/9).
Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029 Rany Mauliani. (dok.DDJP)
Ia mengatakan, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Budi Sulistyo juga mengutarakan hal itu. Berdasarkan perhitungan awal yang dilakukan dengan produsen susu ikan.
“Hal itu pun dinilai bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengganti susu sapi,” ungkap mantan wakil ketua DPRD DKI Periode 2019-2024 itu.
Di lain pihak, Kepala UPTD Pelelangan Ikan Nusantara (PIN) Muara Angke Jakarta Barat Mahat mengatakan, ikan yang selama ini digunakan menjadi bahan baku adalah ikan petek dan ikan selar.
Selain harganya murah, kedua jenis ikan itu mudah mudah ditemukan di pasar. Bahkan, daging ikan itu diolah melalui serangkaian proses dan pemurnian untuk menghasilkan konsentrat protein ikan.
“Konsentrat protein ikan ini kemudian dicampur dengan berbagai bahan lain untuk menciptakan tekstur dan rasa yang mirip dengan susu konvensional,” beber Mahat, Selasa (10/9).
Mahat juga menjamin susu ikan tersebut tidak beraroma amis. Tidak berbau dan tidak berwarna. Bahkan, gizinya lebih bagus daripada susu sapi.
“Kandungan omeganya cukup signifikan. Susu ikan kandungan Omega3-nya sangat tinggi karena berbasis ikan. Susu ikan juga dipastikan tak akan membuat alergi bagi orang-orang yang mengonsumsinya. Sebab, tidak mengandung laktosa, sehingga aman diminum setiap hari. (DDJP/stw/df)