Usai lebaran, biasanya digelar acara halalbihalal. Itulah aktivitas yang rutin dilakukan di bulan Syawal.
“Ini tradisi tiap tahun sebagai upaya menjalin silaturahmi. Setidaknya, setahun sekali bagi warga yang karena jarak dan lain sebagainya sulit bertatap muka secara langsung,” Eman mengawali obrolan bersama teman-temannya saat mau menghadiri acara halalbihalal alumnus SMA-nya.
“Saya juga punya jadwal halal-bihalal alumni SMP-SMA dan teman kuliah. Belum lagi halalbihalal paguyuban dan organisasi,” Oman nyeletuk.
“Wah, padat dong, tiap pekan ada acara. Biasanya, halalbihalal mengambil waktu akhir pekan, kan?” kata Jaim.
“Ya, harus bisa bagi-bagi waktu, meski sejenak hadir. Yang paling utama bukan halalbihalalnya, tetapi nilai silaturahminya itu yang sangat penting,” jawab Oman.
“Saya setuju dengan ucapanmu. Silaturahmi itu memang sangat penting. Karena, dengan silaturahmi, selain bisa memperpanjang usia, juga bisa membuka pintu rezeki,” kata Jaim.
“Betul. Siapa yang memutus silaturahmi, hidupnya tidak akan bahagia. Boleh jadi celaka,” menimpali Eman.
“Jadi, kalau begitu yang menolak silaturahmi lebih celaka dong?” Soni menyambar.
“Yaaah, nggak begitu juga.Tetapi memang, ada yang menolak silaturahmi ?,”tanya Eman.
“Ada. Saat saya dan Soni bersilaturahmi ke rumah mantan pacarnya, dia tidak mau menemui kita saat kita berkunjung. Dia mau menemui dengan syarat,” kata Eman.
“Waah, itu berarti tekait dengan masa lalu. Mungkin kesalahan Soni,membuat hidupnya sangat menderita. Jangan–jangan kesalahan kamu sudah masuk kategori TSM,” kata Jaim.
“Maksud kamu apa? Kok pake singkatan segala ?” tanya Soni.
“Iya. TSM. Singkatan dari terstruktur, sistematis, dan masih,” kata Jaim.
“Nggak tahulah. Yang jelas, kayaknya dia masih sakit hati,” jawab Soni.
“Dapat dipahami. Dalamnya lautan dapat diukur dengan bantuan alat, tetapi dalamnya hati sulit ditebak. Apalagi sakitnya hati,” celetuk Eman.
“Iya juga siiih. Tetapi menolak silaturahmi atau silaturahmi dengan syarat tertentu, sebaiknya kalian hindari. Silaturahmi itu kan dianjurkan,” jelas Eman.
“Tetapi, kalau silaturahmi karena ada tujuan tertentu, ada kepentingan yang hendak didapat, gimana?”tanya Jaim.
“Silaturahmi, kita terima dengan tulus. Tetapi, tujuan tertentunya yang kita tolak. Nggak perlu repot-repot,” kata Eman.
“Oke lah kalau begitu. Paham deh. Jadi, kalau mau silaturahmi yaaaaa momggo. Begitu dia mengungkapkan kepentingan tertentu kita jawab saja. Akan dipertimbangkan. Begitu saja kok repot,” tandas Jaim. (DDJP/stw)