Menyerap aspirasi publik menjadi bagian penting yang harus dilakukan para wakil rakyat. Sehingga memudahkan untuk menyusun program pembangunan Kota Jakarta.
Berbekal mendengar dan mencari solusi untuk warga wilayah Kecamatan Cakung, Matraman, dan Pulogadung, Muhammad Taufik Zoelkifli berhasil melenggang ke DPRD Provinsi DKI Jakarta usai meraup 26.562 suara pada Pemilihan legislatif tahun 2019 silam.
Politisi kelahiran 10 November 1963 itu menyatakan tidak memandang suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) saat mendengar aspirasi masyarakat.
Ia menyadari, Jakarta merupakan kota heterogen yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku, agama, dan budaya.
“Semua mendapat tempat mengekspresikan identitasnya. Seperti sekotak salad, ada bermacam buah di situ dan ada keju. Perbedaan suku, budaya, dan agama bukan persoalan untuk menyejahterakan warga,” ujar dia.
Keragaman latar belakang penduduk Jakarta itu, menurutnya justru menjadi simbol kekayaan yang harus dirawat. Seluruh warga masyarakat yang tinggal di Jakarta harus merasakan kesetaraan kesempatan dan perlakuan.
“Jakarta mempunyai komposisi penduduk yang heterogen, oleh karena itu Jakarta harus menjadi rumah bersama warganya. Sehingga harapan agar warganya bahagia itu terealisasi dalam rumah kita bersama, bernama Jakarta,” tutur dia. (DDJP/bad/gie)