Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta sekaligus Anggota Dewan Dapil 9 Andri Santosa membagikan pengalaman saat mengunjungi lokasi banjir yang melanda sejumlah wilayah di kawasan Kalideres dan Cengkareng pada Selasa (28/1) dan Rabu (29/1).
Dalam peninjauan tersebut, ia menyoroti kondisi banjir di sekitar Kali Semongol, terutama di RW 03 dan RW 04. Ketinggian air di kawasan itu membuat aktivitas warga menjadi lumpuh total.
“Banjir terparah itu di sekitar Kali Semongol yang melintas Tegal Alur dan merupakan pertemuan alur sungai-sungai di Tangerang,” ujar Andri di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (30/1).
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Andri Santosa. (DDJP/all)
Politisi Partai Golkar itu juga mengunjungi RW 04 , RW 06, dan RW 08, Kalideres yang terdampak. Meskipun kondisi di beberapa wilayah mulai surut pada sore harinya.
Salah satu kendala utama terdapat di RW 04 yang berbatasan langsung dengan Perumahan Citra. Warga mengeluh kerusakan pada beberapa pintu air yang tidak bisa ditutup, menyebabkan aliran air masuk ke permukiman warga.
“Kalau pintu airnya tidak rusak, seharusnya aliran airnya tidak masuk ke permukiman,” ungkap Andri.
Masalah utama lain yang dikeluhkan warga adalah sistem drainase di Kalideres dan Cengkareng. Warga berharap ada perbaikan saluran U Ditch (saluran air berbentuk U) agar air tidak meluap saat terjadi hujan lebat.
Meski demikian, Andri mengapresiasi langkah preventif Pemprov DKI Jakarta untuk mencegah luapan sungai ke permukiman warga. Yakni dengan cara pengerukan sedimen.
“Mungkin karena hujan ekstrem dan pertemuan berbagai aliran sungai ke Kali Semongol juga ya,” tambah dia.
Andri menegaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) sejak awal masa reses setelah pelantikannya.
Usulan perbaikan sudah diajukan dan mendapat respons positif, meskipun proses eksekusinya baru bisa dilakukan tahun ini akibat keterbatasan waktu di akhir tahun 2024.
Selain itu, ia mengapresiasi langkah cepat Sudin terkait dan BPBD dalam menangani korban banjir dengan menyediakan tempat pengungsian.
Hanya saja, menurut dia, penyediaan bantuan seperti makanan dan selimut masih perlu ditingkatkan.
Legislator kelahiran Magelang, 5 Juni 1986 itu menegaskan, penanganan banjir tidak hanya menjadi tanggung jawab satu komisi, tetapi harus diselesaikan bersama dengan sinergi lintas komisi di DPRD DKI Jakarta.
“Kita akan bersinergi dengan teman-teman di Komisi D karena banjir ini tanggung jawab kita bersama untuk menyelesaikannya,” pungkas dia. (all/df)