Belajar tidak kenal waktu dan usia. Termasuk bagi mereka yang telah lanjut usia alias lansia agar tetap sehat, produktif, mandiri dan aktif di usia senja.
“Seperti yang dilakukan pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga BerencanaNasional (BKKBN),” Indarto buka suara sambil minum kopi di warung Bang Oji.
“Ini yang bikin pusing tujuh keliling,” Jiman menyahut.
“Maksud kamu? Ini kan program cukup bagus. Ini sekaligus kesempatan meberikan kesempatan kepada lansia, khususnya yang berpendidikan Sekolah Rakyat seperti bapakmu. Biar mengenal teknologi,” Cecep ikut nimbrung.
“Lagian, apa sih tujuannya. Lansia kok dikenakan wajib belajar segala. Udah dibikin pusing tujuh keliling ngurusin si bontot belum diterima masuk SMP, ditambahi beban lagi supaya nenek-nenek dan kakek-kakek kudu sekolah,” Lukman ikut nimbrung.
“Tujuannya, untuk mempertahankan kualitas hidup kaum lansia dan agar tetap bisa berparrtisipasi dan berkontribusi dalam pembangunan. Terlebih lagi, data menunjukkan, persentase penduduk lansia terus bertambah dari tahun ke tahun. Jika sebelumnya jumlah penduduk lansia sebesar 10,82 persen, kini naik menjadi 11,75 persen dari seluruh populasi penduduk Indonesia,” urai Indarto sambil menyedot rokok kreteknya.
“Ya. Agka itu diprediksi aka meningkat hingga 20 persen pada tahun 2045,” kata Cecep.
“Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2023 menunjukkan 33,66 persen kaum lansia tinggal bersama keluarga inti dan 34,60 persen lainnya tinggal bersama tiga generasi. Karena itu, keluarga diharapkan dapat mendampingi anggota keluarga lansia mereka agar tetap bisa beraktifitas sesuai kemampuan dan tetap dapat berkontribusi bagi keluarga,” tambah Indarto.
“Saya lihat belakangan, bapakmu kayaknya getol dan antusias banget ikut kegiatan sekolah lansia,” kata Jiman kepada Lukman.
“Nah, itu perlu di-support. Itu sebagai wujud bakti anak kepada orangtua,” Jiman berseloroh.
“Justru aku yang pusing tujuh keliling. Anak bungsuku belum dapat sekolahan gara-gara ruwetnya PPDB. Kini harus dihadapkan dengan permintaan orangtua,” kata Lukman.
“Lho, kenapa?” tanya mereka yang ada di warung Bang Oji.
“Gimana nggak pusing. Ayah kelewat semangat mengikuti sekolah lansia. Karena sudah lama menduda, rupanya dia ketemu janda mantan kekasihnya di sekolah lansia itu. Yang bikin pusing, mereka izin ingin kawin lagi,” kata Lukman. (DDJP/stw)