Sejarah Transportasi (5): Pemilik Mobil Pertama di Indonesia

July 11, 2024 10:07 am

Kemacetan tampaknya sudah menjadi masalah pelik kota-kota besar di Indonesia. Meningkatnya penjualan mobil yang tidak sebanding dengan ruas jalan yang tidak kunjung bertambah, membuat kemacetan semakin bertambah parah.

Menurut data yang ada, jumlah mobil di Indonesia sangatlah banyak. Termasuk di Jakarta tentunya. Dengan penjualan sekitar 1.000.000 sampai 2.000.000 unit mobil per tahun, bisa dibayagkan berapa jumlah mobil yang beredar di jalan-jalan seluruh Indonesia.

Tetapi tahukah Anda, siapa pemilik mobil pertama di Indonesia? Pertanyaan sederhana tapi susah menjawabnya. Setelah ditelusuri, ternyata orang Indonesia pertama yang tercatat sebagai pemilik mobil adalah Pakubuwonoke-X alias PBX yang berasal dari Surakarta (Solo) pada tahun 1894.

Mobilnya bermerk Benz, tipe Carl Benz atau biasa disebut sebagai waktu itu, untuk memiliki sebuah mobil, harus menesan dulu keluar negeri alias indent. Karena diperlukan waktu satu tahun persiapan pembuatannya.

Tipe mobil yang dipesan ini memiliki banyak variasi dan dibuat sesuai dengan pesanan PBX. Adalah John C. Potter, seorang penjual mobil alias sales pertama di Indonesia yang mendapat kepercayaan untuk mengurusi pengiriman dari Eropa.

Hebatnya, kehadiran mobil ini hanya berselang delapan tahun setelah Karl Benz membuat mobilnya yang pertama, diakui sebagai mobil pertama di dunia. Mobil Benz Phaeton yang dipesan dari Eropa seharga 10.000 gulden itu menyandang mesin 1 silinder dan 2,0 liter.

Memiliki bertenaga 5 horse power (hp) atau lima tenaga kuda, menggunakan roda kayu dan ban mati (ban tanpa udara) serta dapat memuat delapan orang.

Masuknya mobil pertama ke Surakarta pada tahun 1894, membuat Indonesia berada dua tahun di depan sang penjajah, Belanda, yang baru menerima mobil pertamanya di Den Haag pada tahun 1896.

Indonesia juga jauh lebih awal dari Thailand yang menerima mobil pertama dengan merk Benz pada tanggal 19 Desember 1904 untuk Raja Thauland, Chulalongkorn (Rama V).

Mobil itu dipesan Duta Besar Thailand untuk Perancis dari Automobile Union Paris milik Emil Jallinek yang terletak di 39 Avenue des Champs Elysses Paris.

Mobil Benz phaston milik Pakoe Boewono X terakhr terlihat di muka umum pada tahun 1924. Yakni sewaktu mobilnya akan dikapalkan ke Belanda melalui pelabuhan Semarang untuk diikutsertakan dalam pameran mobil RAI.

Tidak diketahui di mana keberadaan mobil itu sekarang. Tapi, mobil serupa bisa ditemukan di Museum Mobil Leidshendam, Belanda bagian selatan.

Daimler

Pada tahun 1907, salah seorang keluarga raja lain di Solo, Kanjeng Raden Sosrodiningrat membeli sebuah mobil merk Daimler. Mobil merk ini memang tergolong mobil mahal dan hanya dimilki oleh orang-orang berkedudukan tinggi.

Mobil ini bekerja dengan empat silinder sama dengan kendaraan yang dipakai oleh gubernur jenderal di Batavia. Malahan ada kabar burung yang mengatakan bahwa dibelinya mobil Daimler tersebut oleh keluarga PB X Surakarta karena tidak mau kalah gengsi dengan gubernur jenderal.

Sebelumnya, ketika gubernur masih menggunakan mobil merk Fiat atau sebuah kereta yang ditarik dengan 40 ekor kuda, tidak seorang pun yang berani menyaingi. Tetapi, tiba-tiba saja PB X dari Solo memesan mobil dari pabrik dan merk yang sama. Kanjeng Raden Sosrodininrat menesa mobil Daimlernya lewat Prottel & Co.

Seiring berjalannya waktu dan mulai banyaknya orang Indonesia yang membeli mobil, hal ini menggugah minat para pengusaha kuat untuk bertindak sebagai impoetir mobil.

Gagasan untuk terjun ke dalam dunia sektor impor kurun waktu itu memang masih sangat langka waktu itu. Di samping belum adanya kepastian hukum, juga semangat beli waktu itu masih bisa dihitung dengan jari.

Maka, bermunculanlah perusahaan-perusahaan baru yang menjanjikan jasa kepengurusan pengirian mobil dari negeri asal. Baik dari Eropa maupun dari Amerika. Namun, hanya ada beberapa nama saja yang bisa bertahan sampai tahun-tahun menjelang Perang Dunia ke-II.

Di antara mereka adalah RS Stockvis & Zonnen Ltd yang tidak saja mengurus pesanan mobil-mobil Eropa maupun Amerika. Namun juga menyediakan suku-suku cadang lain yang diperlukan untuk mobil dan motor.

Ada juga Verwey & V Lugard dan Velodrome yang berkantor pusat di Surabaya. Nama-nama lain yang menerima pesanan impor antara lain pemili kmobil O’herne yang juga memiliki mobil Peugeot dan lain-lainnya.(DDJP/stw)