Jakarta yang saat ini memasuki usia 497 bulan Juni 2024. Mempunyai sejarah panjang. Jakarta semula merupakan kota pelabuhan dan bernama Sunda Kelapa. Pada 22 Juni 1527, Pangeran Fatahillah menggempur Sunda Kelapa lalu mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya ‘kemenangan mutlak’.
Jayakarta pada abad ke-17 diperintah oleh Pangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Kesultanan Banten sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di Jatinegara Kaum, Klender, Jakarta Timur, bersama Pangeran Sangiang.
Pada 1619, VOC yang dipimpin oleh orang Belanda, Jan Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah berhasil mengalahkan pasukan Kesultanan Banten. Kemudian mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia.
“Batavia dibangun nyaris mirip dengan kota-kota di Belanda. Konon, nama Batavia diambil dari nama sebuah kota di Belanda, Batavier. Bangunan-bangunan dalam bentuk blok. Masing-masing dipisahkan oleh kanal dan dilindungi oleh dinding sebagai benteng dan parit,” ujar Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto di ruang kerjanya, Jumat (8/3/2024).
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto. (dok.DDJP)
Batavia, sambung Bambang, selesai dibangun pada 1650. Batavia tua adalah tempat tinggal bangsa Eropa, sementara bangsa China, Jawa dan penduduk asli lainnya disingkirkan ke tempat lainnya.
Berkecamuknya Perang Dunia ke II membuat sekutu Belanda lemah dan Batavia jatuh ke tangan Jepang yang mengubah nama Batavia menjadi Djakarta.
“Karena segala pusat pemerintahan sebelumnya (masa pendudukan Belanda dan Jepang) berpusat di Jakarta, akhirnya Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jakarta. Pada 4 Januari 1946, ibukota Indonesia yang sebelumnya di Jakarta dipindahkan ke Yogyakarta,” ungkap Bambang.
Hampir dua tahun lamanya Soekarno dan beberapa pendiri bangsa menjalankan roda pemerintahan di Yogyakarta sebagai ibukota. Akhirnya, ibukota dikembalikan lagi ke Jakarta. Pada 1966, Jakarta memperoleh nama resmi sebagai Ibukota Republik Indonesia.
Jakarta memiliki luas 7.659, 02 km2 terdiri dari 66,152 km2 daratan dan 6.997,50 km2 lautan. Terbagi dalam 44 kecamatan dan 267 kelurahan.
Fakta Unik
Ada fakta unik pada Kota Jakarta. Yakni, 10 kali ganti nama. Sebelum 1527, bernama Sunda Kelapa, lalu menjadi Jayakarta dari tahun 1527 sampai 1619.
Lalu menjadi Batavia/Batauia, atau Jaccatra dari 1619 -1942 dan Djakarta pada 1942-1972. Lambang DKI Jakarta yang kita kenal sampai saat ini dibuat oleh Gubernur ke-6 Jakarta Henk Ngantung.
Keunikan lainnya adalah Jakarta memiliki pasar grosir terbesar di dunia, yakni Pasar Tanah Abang yang dibangun pada 1935.
Yang tak kalah unik adalah Jakarta memiliki stadion olaraga terbesar di dunia. Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang dibangun pada 1962 dengan kapasitas 100.000 orang. (DDJP/stw/rul)