‘Saring Sebelum Sharing’

July 24, 2024 10:05 am

Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak, manuver politik kian marak. Begitu pula dengan berita-berita politik terkait persiapan Pilkada. Memang, setiap orang bebas mengakses beragam berita politik dari berbagai narasumber dan platform tersedia. Termasuk media sosial.

“Hany saja, kita kudu jeli memilah dan memilih berita agar bisa terhindar dari berita bohing alias hoaks,” kata Syamsuddin bernada nasehat kepada anggota Karang Taruna di Balai Rakyat.

“Baca berita dari media dan online terpercaya. Setuju?” Rohman menimpali.

“Setujuuuuu …. Tapi jangan asal dapat postingan dari sumber yang belum jelas, langsung saja sharing,” Rasman mengingatkan.

“Kalian yang suka bermain medsos. Sebagai warga internet atau warganet yang baik juga perlu jeli terhada postingan berita politik. Cek akurasinya. Cek validasinya, keasliannya, dan sumbernya dari mana. Dan, jangan lupa kapan konten itu dibuat, dan peristiwa itu kapan terjadi,” kata Syamsuddin.

“Ini peringatan buat Dono. Jangan sampai peristiwa 2 tahun lalu terulang kembali. Kalau kontennya asli nggak masalah, Tetapi sudah dimodifikasi. Dibumbui lagi. Maka, boleh jadi, aslinya cuma pembuka, dalamnya semua palsu,” kata Rasman.

“Intinya, saring dulu sebelum di-sharing ke mana-mana. Cek dulu jika menerima konten. Apalagi yang masih diragukan keasliannya dan tidak jelas sumbernya,” Syamsuddin mengingatkan.

“Menjelang Pilkada serentak kali ini, acapkali berita hoaks bermunculan yang tujuannya untuk menjatuhkan seseorang yang diangapnya sebagai musuh politiknya,” menimpali Rusman.

“Kadang kita tidak tahu. Siapa yang pertama kali memproduksi konten penuh manipulatif itu. Biasanya, kita dapat postingan dari teman di grup. Dan konten itu terdeteksi sudah diteruskan berulang-ulang,” kata Jamari tanpa ekspresi.

“Lazimnya, korban dikemas dalam bentuk teks, gambar, atau video. Di dalamnya terdapat unsur menebarkan kebencian dan keburukan seseorang. Juga ada ajakan,” Iman tiba-tiba nyeletuk.

“Kalau ajakan kebaikan, kita respons positif. Kita senang-senang saja. Misalnya, akhir pekan ini, kamu mengajak kita makan gratis lagi di restoran, pasti kami sambut dengan bahagia,” celetuk Jamari dan kawan-kawan hampir bersamaan.

“Kalau aku mengajak kalian makan gratis demi kebaikan hari ini, kalian bersedia ?” tanya Rusman.

”Makan gratis di restoran?” tanya mereka serempak.

“Antar aku melamar si Etty. Usai lamaran, pasti kalian dapat makan gratis di rumah calon mertua. Setuju? Mudah-mudahan kalian tidak menolak. Ini demi kebaikan dan kesetiakawanan,” kata Rusman.

“Okeylah. Kalau begitu langsung sharing dan nggak usah disaring,” jawab mereka serempak. (DDJP/stw)