Sejak merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah melalui perjalanan panjang penuh dinamika. Perayaan 80 tahun kemerdekaan di tahun 2025, bukan sekadar menandai usia negara.
Namun menjadi momentum refleksi terhadap pencapaian serta tantangan yang dihadapi. Upaya untuk ‘merdeka di bidang pendidikan‘ menjadi salah satu fokus utama dalam perjalanan ini.
Di mana setiap anak Jakarta dapat merasakan pendidikan yang layak minimal 13 tahun mulai jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Sholikhah menuturkan, sebagai wakil rakyat harus melanjutkan perjuangan para pahlawan.
Ia berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan dan merangkul anak-anak agar dapat bersekolah. “Kita harus merdeka dalam semua sisi. Merdeka dalam pendidikan, merdeka dalam kesejahteraan,” ujar Sholikhah, Selasa (5/8).
Sholikhah mengatakan, perjuangan di bidang pendidikan terlihat dari pemerintah pusat telah mendirikan Sekolah Rakyat mulai tahun 2025.
Sekolah Rakyat memberikan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau kurang mampu di beberapa daerah.
“Sekolah rakyat bagian menuju pemerataan pendidikan dan kemajuan pendidikan untuk memenuhi tantangan zaman sesuai kondisi dan situasi saat ini,” ucap Sholikhah.
Karena itu, harap dia, tidak ada lagi anak putus sekolah di Jakarta karena alasan tak punya biaya.
“Harus kita tingkatkan dalam sisi kesempatan agar anak-anak Jakarta dapat sekolah dengan layak,” ungkap Sholikhah.
“Maka legislatif dan eksekutif harus kerja sama mewujudkan cita-cita itu, meningkatkan kesempatan pendidikan yang merata,” tambah Sholikhah.
Dengan demikian, Indonesia khususnya Jakarta dapat merdeka dalam bidang pendidikan. Sebab, pendidikan merupakan awal karir yang menentukan perekonomian masyarakat ke depan.
“Karena pendidikan merupakan landasan dasar kehidupan manusia untuk selanjutnya. Kalau pendidikan bagus, berkualitas, merata, Insyaallah, Merdeka,” pungkas Sholikhah. (gie/df)