Keluhan warga terkait bau yang timbul dari pengelolaan fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan berdampak penutupan operasional sementara. Komisi D DPRD DKI Jakarta berharap fasilitas tersebut beroperasi kembali usai evaluasi dan perbaikan.
Ketua Komisi D Yuke Yurike menyebut, penghentian sementara RDF merupakan langkah kehati-hatian dalam sistem pengoperasian. Terutama optimalisasi armada pengangkut dan pengendalian emisi.
“Kami tidak ingin masalah serupa terulang,” ujar Yuke, Selasa (11/11).
Menurut dia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) perlu memastikan kelaikan kendaraan pengangkut. Tidak ada kebocoran. “Sebelum RDF dijalankan kembali,” tutur Yuke.
Tahap awal pengoperasian kembali RDF, DLH menargetkan pengelolaan dengan kapasitas sekitar 1.000 ton per hari.
Peningkatan kapasitas secara bertahap, setelah tambahan armada compactor pada pertengahan Desember.
“Begitu armada baru datang, kapasitas RDF bisa dinaikkan secara bertahap hingga mencapai target penuh,” jelas Yuke.
Yuke mengatakan, RDF Rorotan merupakan proyek percontohan pengolahan sampah skala besar pertama di Indonesia.
Seluruh proses perlu terlaksana secara cermat. Keterlambatan sementara lebih baik daripada memaksakan operasional tanpa kesiapan. “Lebih baik sedikit mundur tapi tuntas,” tandas Yuke.
Ia berharap, RDF berjalan normal pada Desember 2025. Sehingga opersional secara penuh bisa terealisasi pada Januari 2026.
“Dapat beroperasi penuh dengan kapasitas 2.500 ton per hari,” terang Yuke.
Yuke menambahkan, Komisi D akan terus memantau proses evaluasi hingga RDF kembali beroperasi. Ia juga meminta DLH bersama mitra kerja mempercepat penyelesaian seluruh kendala teknis di lapangan.
“Harapannya RDF Rorotan bisa kembali berfungsi optimal dan menjadi solusi nyata pengelolaan sampah Jakarta,” tandas Yuke.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyatakan, terus memperbaiki fasilitas RDF. Termasuk inspeksi terhadap seluruh armada pengangkut.
“Fokus kami sekarang adalah memastikan kendaraan, IPAL, dan deodorizer berfungsi optimal sebelum beroperasi kembali,” kata Asep.
Ia menambahkan, langkah evaluasi agar RDF bisa beroperasi dengan aman. “Tidak menimbulkan gangguan bagi masyarakat sekitar,” pungkas Asep. (all/df)