Ransomeware Model Prabu Jarasanda

July 16, 2024 10:07 am

Indonesia merupakan negara ketiga paling banyak diretas datanya. “The Most Data Breach Account” setelah Rusia dan Perancis-nya adalah minimnya inovasi dan strategi keamanan siber.

“Di sisi lain, DR. Ki Rohmad Hadiwijoyo berpendapat, itu akibat lemahnya koordinasi antarinstansi, terkait memperparah pertahanan siber kita,” kata Ki Bayu MKD buka suara.

“Ya. Langkah audit mulai dari personel, proses dan teknologi harus segera dilakukan. Hal ini penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan data,” menimpali Jumantoro,

“Alhamdulillah, kabar yang kita lansir belakangan ini menyebutkan, peretasnya masih lokal,” Sukrosono ikut nimbrung.

Ki Semono hanya diam. Ia senang galau. Galau dengan cara komunikasi pihak terkait mengenai serangan siber.

Persepsi yang timbul di masyarakat, mereka terkesan lepas tanggungjawab dan saling menyalahkan.

Pandangan matanya tertuju ke arah tebing yang longsor akibat guyuran hujan siang dan malam baru-baru Hujan salah mongso yang terjadi belakangan ini merupakan dampak nyata dari pemanasan global.

Antara lain mengakibatkan gagal panen dan terjadinya bencana di berbagai wilayah.

Kepulan asap rokok kretetk yang bergulung-gulung di hadapannya, membuat memorinya ke masa lalu. Saat mendalang bersama Ki Bayu MKD yang mementaskan lakon Bharatayudha.

“Dalam lakon tersebut Prabu Jarasanda dari kerajaan Magada berhasil meretas peratahan seratus kerajaan untuk memenuhi ambisi jahatnya.

Ia begitu bernafsu untuk menguasai jagat. Beberapa cara dilakukan untuk menaklukkan kerajaan tetangga. Mulai dari strategi perang terbuka maupun mengirim utusan untuk menjadi mitra koalisi,” kata dia.

“Asyik juga ceritanya. Selanjutnya bagaimana?” tanya Sukrosono amat pengin tahu.

“Puncaknya ialah, saat Prabu Jarasanda berniat mengadakan sesaji Kalarudra. Ritual jahat untuk mengabdi kepada Bethari Durga. Sesaji tersebut memerlukan tumbal seratus raja. Untuk mewujudkan niat jahatnya itu, Prabu Jarasanda mengutus dua senopatinya. Jimbaka dan Hamsa.

“Ooooh,…….. Pemberian nama Jimbaka anaknya Pak Putra dan Hamza anaknya Pak Sutan itu rupanya diilhami seusai nonton wayang kulit dalam lakon perang Bharatayudha kali ya?” Jiman nyeletuk.

“Diem dulu ngapa. Kita pengin tahu cerita selanjutnya, bagaimana?” kembali Sukosrono bertanya.

“Sembilan puluh delapan raja berhasil ditangkap dan dipenjarakan. Sebagai tebusannya, mereka sedia jadi tumbal atau kerajaannya diserahkan kepada Magada. Jarasanda masih mencari dua raja lagi agar mencapai seratus. Target dua raja. Yaitu Prabu Baladewa dan Prabu Kresna,” tambah Ki Semono.

“Prabu Baladewa dan Prabu Kresna itu kalau nggak salah kan kakak beradik dari kerajaan Mandura dan Dwarawati. Lanjt-lanjut.Ceritanya makin seru,” Sukosro menyela.

Prabu Baladewa dan Prabu Kresna tidak mau tuduk kepada Jarasanda. Bshksn, kedua senapati Magada itu berhasil dikalahkan saat menyerang Mandura dan Dwarawati. Prabu Kresna berniat membalas kejahatan Prabu Jarasanda. Lalu mengajak Bima dan Arjuna ngluruk ke Magada. Ketiganya menyamar sebagai brahmana agar mudah memasuki kerajaan Magada..”

“Ceritanya memang seru. Lalu, apa korelasinya dengan peretasan siber?” tanya Jumatoro.

“Pertama, Prabu Kresna mematikan sistem keamanan siber yang dipasang di perbatasan Magada. Radar Magada yang berwujud rambut raksasa terbuat dari kulit manusia berhasil dilumpuhkan oleh panah Pasopati milik Arjuna. Sehingga, Kresna dan Bima berhasil dengan mudah memasuki Istana Magada. Prabu Jarasanda terkejut mendapat serangan mendadak dan dapat dikalahkan Bima menggunakan kuku Pancanaka”.

“Tebusan yang diminta Prabu Jarasanda terlalu mahal sih,” Sukrosono membuyarkan kefakuman.

“Betul. Yang namanya kesaktian, kalau digunakan sewenang-wenang, pasti akan menimbulkan bencana di kemudian hari.Sama halnya dengan teknologi. Inovasi teknologi diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia. Bukan sebaliknya, justru merugikan orang banyak”.

“Betul. Serangan Ransomware LckBit benar-benar telah mengguncang geopolitik Indonesia. Kayak yang dilakukan Jumantoro, benar-benar sempat membuat kita kelmpungan.

“Makud kamu apa?” Jumantoro terperangah.

“Nggak usah ngotot. Gara-gara kamu habiskan ransum kita, teman-teman jadi pada kelaparan. Kamu harus ganti rugi sekarang!”.

“Mak dirodok,” Jumantoro mengerutu. (DDJP/stw)