Perubahan nama sejumlah Halte Bus Transjakarta (TJ) dikeluhkan para pengguna yang disampaikan melalui Twitter (kini X) karena dilakukan tanpa sosialisasi.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhamad Taufik Zoelkifli menyayangkan kurangnya komunikasi antara pihak PT Transjakarta dengan penumpang atau pengguna Bus TJ.
“Perubahan nama halte tanpa sosialisasi kepada pelanggan itu saya memang menyayangkan kenapa komunikasi antara PT TJ dan penumpang nggak bagus. Pelanggan jadi dirugikan karena mereka jadi nggak tau mau ke mana atau gimana, kenapanya,” kata dia, Jumat (12/1).
Dia meminta, manajemen PT TJ untuk merespons keluhan pengguna itu dengan baik. Respons baik terhadap keluhan pengguna itu merupakan salah satu bukti berkualitasnya pelayanan Bus TJ. “Jadi ini keluhan yang harusnya segera ditanggapi oleh PT TJ. Misalnya dengan memberi sosialisasi kepada masyarakat dengan baik,” kata dia.
Dia menambahkan, sosialisasi langsung kepada masyarakat juga bisa dilakukan dengan melibatkan anggota DPRD DKI Jakarta. Menurut dia, sosialisasi dengan melibatkan anggota DPRD DKI Jakarta akan langsung menyentuh masyarakat di pemukiman warga.
“Bisa juga disampaikan lewat 106 anggota DPRD yang melakukan reses. Apalagi mereka langsung masuk ke kampung-kampung. Efektif untuk memberikan sosialisasi,” kata dia.
Sebelumnya, sejumlah Halte Bus TJ mengalami perubahan nama dan dikeluhkan penggunanya. Di antaranya Halte Tirtayasa di Petogogan berganti menjadi Halte Pasar Santa, Halte Tendean berubah menjadi Halte Tegal Mampang, Halte Sarinah menjadi Halte MH Thamrin, Halte S Parman Podomoro City menjadi Halte Tanjung Duren. (DDJP/bad/rul)