Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah berharap, Program Kantin Sehat dapat merata di seluruh sekolah yang ada di Jakarta.
Hal itu diungkapkan usai meninjau Kantin Sehat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 57 Jakarta di Jalan Margasatwa Raya, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
“Ke depan, kita berharap (Kantin Sehat) bisa merata ke seluruh wilayah DKI Jakarta,” ujar Ima di lokasi, Selasa (20/5).
Menurut Politisi PDI Perjuangan itu, Program Kantin Sehat kini sudah ada di tiga sekolah.
Keberadaan Kantin Sehat juga patut dicontoh oleh sekolah lain agar gizi peserta didik bisa terpenuhi.
“Saya apresiasi Pemprov DKI dan Dinas Pendidikan terkait launchingnya kantin sehat. Dimulai dari tingkat sekolah, anak-anak ini, kita siapkan gizi mereka tercukupi,” ucap Ima.
Saat gizi terpenuhi, harap Ima, perkembangan otak dan fisik anak juga dapat berkembang optimal.
“Ketika mereka hidup sehat, mereka bisa menjadi penerus generasi bangsa yang lebih baik lagi,” ungkap Ima.
Ia juga mengimbau sekolah yang ingin memiliki Kantin Sehat harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan Dinas Pendidikan.
“Pastinya kita merangkul semua sekolah tetapi harus sesuai SOP,” tutur Ima.
Di kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berharap anak-anak sekolah tak perlu keluar sekolah untuk mencari makan dengan keberadaan Kantin Sehat.
“‘Mudah-mudahan bisa menambah semangat anak-anak untuk belajar. Jadi program ini yang akan kita tata, mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi pendidikan di Jakarta,” ucap Pram.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Nahdiana menjelaskan, untuk memperoleh predikat Kantin Sehat, sekolah harus memenuhi beberapa syarat dan kriteria.
Dinas Pendidikan juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, para ahli gizi, serta membimbing para penjual makanan.
“Jadi tidak sekedar sehat. Makanan yang dijual harus ada komposisinya. Lalu kita bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan para ahli gizi untuk memperoleh sertifikat,” ungkap Nahdiana.
“Lalu ada pelatihannya untuk penjual, kita juga perhatikan sanitasi dan limbahnya juga,” tambah Nahdiana. (gie/df)