Jamaluddin Lamanda berhasil melenggang ke Parleman Kebon Sirih periode 2019-12024 setelah melalui Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 dan berhasil merebut 14.000 suara.
Pria kelahiran Tolitoli tahun 1970 itu sempat menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) pada tahun 1997 dan terpaksa kehilangan pekerjaannya. “Saya baru kerja tiga tahun di perusahaan itu,” ujar dia.
Menjadi korban PHK tak mematahkan semangatnya untuk berjuang mencari kerja. Akhirnya, anak petani itu mencoba banting setir menjadi pengacara dan berkesempatan menangani kasus-kasus heboh.
Dari pergaulannya di lingkungan pengacara, ia kemudian berkenalan dengan politisi sehingga membuatnya tertarik untuk menggeluti dunia politik. “Awalnya saya cuma ikut-ikutan teman saat masuk politik,” ungkap dia.
Lantas Jamaludin memilih bergabung dengan Partai Hanura sejak tahun 2008 dan sempat menjadi ketua DPC Hanura Jakarta Utara.
Tahun 2016, Jamaluddin menjadi anggota DPRD DKI Jakarta lewat jalur pergantian antar waktu (PAW). Lalu di tahun 2018, Jamaluddin memutuskan untuk pindah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan kembali mendapat kursi di Kebon Sirih di tahun 2019.
Selama aktif sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, Jamaluddin bertekad mendengarkan keluhan dan kebutuhan masyarakat. Salah satunya keluhan banjir di ibukota.
Selama menjadi anggota komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta, Jamaluddin fokus mendorong Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk mengupayakan penanganan banjir.
Salah satunya, menyegerakan pemetaan masalah yang penghambat program normalisasi Sungai Ciliwung sebagai upaya penanggulangan banjir.
“(Kawasan) Tanjung Barat masih banyak yang belum dibayar. Kalau belum, PUPR tidak bisa lakukan pengerukan. Sheet Pile tidak bisa dipasang karena pembebasan lahan belum selesai,” tandas dia. (DDJP/yla/gie)