Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun laboratorium sport sains terintegrasi pertama di Indonesia. Laboratorium ini digadang-gadang mampu mencetak atlet-atlet berprestasi kedepan.
Meski demikian, Komisi E DPRD DKI Jakarta sebagai mitra kerja Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) mengingatkan agar laboratorium tersebut juga didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai, selain penggunaan peralatan canggih di dalamnya.
“Karena laboratorium ini bisa dioperasikan kalau ada tenaga-tenaga SDM yang memadai dan memiliki kualifikasi khusus,” kata Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Jumat (9/4).
Laboratorium sport science ini akan dioperasikan di Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP), Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Diproyeksikan seluruh sarana akan dilengkapi dengan fasilitas berteknologi canggih yang dapat memonitor dan mengukur kondisi kesehatan, performa, termasuk psikologis para atlet binaan.
Selain itu, laboratorium sport science yang terintegrasi ini menjadi pemusatan dalam melakukan riset pada aspek fisiologi, psikologi, nutrisi, biomekanik, dan manajemen atlet. Kajian komprehensif di laboratorium sport science ini sangat penting untuk membentuk dan mencetak atlet-atlet tangguh agar dapat mengharumkan nama DKI Jakarta di kancah nasional hingga internasional.
Menurut Anggara perlu kajian yang ideal jika laboratorium sport science milik DKI diproyeksikan mampu mencetak atlet yang akan mendunia nantinya. Sebab, negara-negara maju seperti Jepang, Korea hingga Eropa juga telah mengintegrasikan kecanggihan teknologi dengan kemampuan SDM yang memadai.
“Mereka sudah jauh lebih dulu menerapkan seperti pendekatan sport science untuk menunjang prestasi,” ungkapnya.
Laboratorium Sport Science menjadi salah satu poin prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta 2017-2022.
Laboratorium ini dianggarkan sebesar Rp140 miliar dari APBD Provinsi DKI Jakarta ini akan segera dioperasikan mulai Oktober 2021. Atas dasar itu, Komisi E mendorong agar Disorda DKI sebagai leading sektor segera melengkapi catatan yang diberikan sesuai hasil evaluasi.
“Makanya kami mensupport secara anggaran tapi kami minta dengan sangat untuk melengkapi hal-hal tersebut terlebih dahulu. Jadi mulai kajian dari alat-alat yang digunakan, rencananya yang akan dibangun, kemudian tenaga peneliti olahraga itu harus ada spesifikasi yang perlu dipenuhi,” ungkapnya.
Dengan demikian, Komisi E memastikan akan terus berkoordinasi dengan Dispora DKI terhadap program laboratorium sport science tersebut secara berkala. Selain melalui rapat kerja, Komisi E juga akan segera berkunjung ke titik lokasi untuk memastikan program tersebut telah dilakukan secara representatif.
“Dalam waktu dekat Komisi E juga akan mengagendakan turun ke lapangan, apalagi secara pribadi saya sudah lihat langsung dan bangunan sudah ada tinggal diisi hardware-nya. Kami akan intens berkoordinasi dengan Dinas Pemuda Olahraga terkait progres pembangunannya,” tandas Anggara. (DDJP/alw/oki)