Tebet Eco Park mendadak menjadi destinasi wisata baru warga Jakarta. Warga berbondong-bondong mengunjungi taman di tengah kota itu setelah resmi dibuka pada April lalu.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pernah mencatat, jumlah kunjungan ke Tebet Eco Park mencapai angka 60 ribu dalam satu hari di akhir pekan. Padahal kapasitas taman tersebut idealnya hanya dapat menampung paling banyak 10 ribu orang.
Tak ayal banyak fasilitas taman yang rusak dan tujuan utama pembangunan taman tak tercapai. Keberadaan taman untuk menambah kebahagiaan warga sulit terwujud karena perubahan fungsi akibat kepadatan pengunjung.
Dengan demikian, Anggota Komisi D bidang pembangunan DPRD DKI Jakarta meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) mengkaji peristiwa tersebut. Seharusnya, menurut dia harus ada pemerataan kebahagiaan warga untuk menikmati semua taman yang ada di Jakarta. Bukan hanya tertuju pada satu taman saja.
“Banyak taman bagus lainnya. Cuma tidak ada informasi secara jelas terkait taman-taman itu. Makanya saya imbau Distamhut membuka informasi seluas-luasnya. Jangan hanya fokus pada yang baru dibangun saja,” ujar Panji, Jumat (8/7).
Ia menilai, salah satu daya tarik Tebet Eco Park sampai menjadi lokasi tujuan warga ramai-ramai mendatanginya karena ikon yang diusung. Salah satunya infinity link bridge yang dimiliki Tebet Eco Park. Karena itu, perlu ada trobosan membuat ikon atau ciri khas untuk semua taman di Jakarta.
“Kenapa harus ada ciri khas khusus? Lihat saja Tebet Eco Park, diminati karena punya infinity link bridge. Itukan salah satu yang dituju masyarakat untuk foto-foto. Kalau saja semua taman ada ciri khas, saya jamin banyak yang berkunjung,” terangnya.
Panji juga berharap Ikon bukan hanya menjadi ciri khas sebuah taman, tapi mampu menjadi branding wilayah taman tersebut berada. Distamhut dapat mencotoh Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (DKPKP) yang memiliki taman dengan ciri khas khusus, yakni Taman Kelinci di Bambu Apus Jakarta Timur.
“Contoh itu di Bambu Apus ada taman edukasi. Namanya taman kelinci, itukan icon. Jadi orang tertarik nih kesana, karena ada yang beda. Ayo dong Distamhut bikin seuruh taman punya ikon khusus. Saya yakin dengan begitu banyak masyarakat yang memilih taman untuk berlibur, atau healing,” tandasnya. (DDJP/gie)