Memperdebatkan tentang gaya pemimpin meninjau lokasi dan korban banjir tidak akan menyelesaikan permasalahan.
Kota Jakarta membutuhkan langkah konkret dalam mengatasi bencana, khususnya banjir. Demikian ditegaskan Anggota DPRD DKI Jakarta Andri Santosa dalam keterangan tertulis, Kamis (13/3).
Menurut Andri, hasil penjauan yang dilakukan pemimpin daerah hingga mitigasi bencana merupakan upaya mencari solusi antisipasi bencana di kemudian hari. Begitu juga upaya membantu korban bencana.
“Hendaknya masalah cara meninjau lokasi banjir tidak dipertajam pembandingannya,” ujar dia.
Andri menegaskan, penanganan banjir di Jakarta perlu koordinasi dengan wilayah penyangga. Istilah banjir kiriman yang punya konotasi negatif.
Penggunaan istilah yang lebih tepat adalah banjir akibat kenaikan debit air di hulu sungai, berada di wilayah penyangga.
Ketika curah hujan di daerah penyangga dalam kondisi tinggi maka Jakarta berpotensi alami banjir. Walaupun curah hujan di Jakarta rendah.
Karena itu, lanjut Andri, gubernur Jakarta dalam membuat kajian penanggulangan banjir perlu bersama-sama gubernur Jabar.
“Penanganan harus dimulai dari hulu hingga hilir,” imbuhsekretaris Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta itu.
Dengan kata lain, koordinasi yang baik antarpemimpin daerah sangat diperlukan.
“Tujuannnya adalah menciptakan rasa nyaman di masyarakat,” pungkas Andri. (df)