Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta menerima kunjungan dari delegasi Parlemen Bhutan, Jumat (6/9).
Sebanyak 10 orang perwakilan Bhutan yang terdiri dari unsur Parlemen, pejabat pemerintah pusat, hingga unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) diterima langsung oleh Ketua DPRD DKI Sementara Pantas Nainggolan bersama seluruh Anggota DPRD DKI dari lintas fraksi-fraksi Partai Politik.
Salah satu perwakilan parlemen Bhutan Yuden Dorji mengatakan, selain mempererat hubungan diplomatik, kunjungan kerja tersebut dilakukan sebagai bagian dari program kerja sama terhadap beragam isu yang berkembang di dalam roda Pemerintahan Bhutan. Menurutnya, DKI Jakarta sebagai bagian dari Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki historis pelaksanaan kualitas demokrasi dan kondisi politik yang harmonis.
“Karena kami lihat banyak kerja sama antara parlemen dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di negara-negara lain, khususnya DKI Jakarta untuk banyak isu, dan mereka saling membutuhkan. Meskipun negeri kami (Bhutan) baru berdemokrasi sekitar tahun 2008, sehingga kami masih perlu banyak belajar dari negara-negara lain,” ujarnya di gedung DPRD DKI Jakarta.
Di lokasi yang sama, Anggota DPRD DKI Basri Baco menjelaskan, hubungan LSM di Indonesia telah berkembang pesat sejak reformasi. Kualitas hubungan LSM dengan Pemerintah di Bhutan pun, menurutnya jauh lebih harmonis.
“Jadi LSM dan NGO dibandingkan di negara mereka (Bhutan) dengan negara kita, dan diterangkan kalau di negara kita kan setelah Reformasi itu LSM dan NGO itu banyak dan ada juga bahkan yang mendapat dana dari Pemerintah. Kalau disana sepertinya tidak terlalu banyak, dan semua itu antara NGO dan Pemerintah itu hubungan nya kuat sekali,” terangnya.
Ia menyebut, Indonesia dalam hal ini DKI Jakarta perlu banyak belajar dari Pemerintah Bhutan untuk melakukan sejumlah inovasi dalam kualitas demokrasi politik yang lebih baik. Mengingat, populasi warga negara Bhutan jauh lebih sedikit dibandingkan DKI Jakarta yakni 1 : 10.000.000 penduduk atau sekitar 1 juta penduduk.
“Memang negaranya kecil, di sekitar Nepal itu dan populasinya sekitar 1 juta (orang), kecil sekali. Cuma yang kita tahu dan mereka sampaikan bahwa disana sangat aman sekali, orangnya happy sekali, tidak ada demonstrasi dan macam-macam, hampir tidak ada,” ungkapnya.
Dengan demikian, Basri berharap agar pertemuan kunjungan kerja dengan delegasi Parlemen Bhutan dapat menjadi referensi sekaligus inspirasi yang bermanfaat bagi kualitas demokrasi dan politik yang berkembang di Indonesia.
“Kita bersyukur mereka (Bhutan) ada dan datang, kita bertukar pikiran tukar informasi dan lain-lain. Sambil kita cari mana yang baik di kita, mana yang baik di mereka, kita bisa saling belajar,” tandasnya. (DDJP/alw/oki)