Komitmen membantu peningkatan kesejahteraan guru ngaji ditunjukkan para legislator di DPRD DKI Jakarta. Seperti yang dilakukan Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Ade Suherman saat menghadiri acara inisiasi Program Pemberian Bantuan untuk Guru Ngaji di Jakarta Selatan.
Kegiatan itu masih dikhususnya di Daerah Pemilihan (Dapil) 8 yang meliputi Jagakarsa, Pasar Minggu, Pancoran, Mampang Prapatan, dan Tebet.
Sebagai seseorang yang memulai karirnya dari lingkungan pengajian, Ade Suherman membawa misi untuk memberikan perhatian lebih kepada para guru ngaji.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Ade Suherman. (dok.DDJP)
Ia memahami tantangan yang dihadapi para guru ngaji. Terutama dalam menjaga moral dan spiritual masyarakat di tengah dinamika kehidupan perkotaan.
“Mereka adalah pilar penting dalam membentuk generasi yang bermoral,” ungkap Ade Suherman, beberapa waktu lalu.
Di tengah transformasi Jakarta menjadi kota global, tegas Ade, peran guru ngaji menjadi semakin krusial. Guru ngaji merupakan garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai agama di masyarakat Jakarta.
“Ketika kota ini tumbuh dengan berbagai tantangan modernisasi, mereka tetap menjadi pondasi moral yang kokoh bagi warga Jakarta,” tutur Ade.
Ia mengungkapkan, kegiatan pemberian bantuan itu melibatkan berbagai pihak. Termasuk lembaga pemerintah, BUMD, dan organisasi non-pemerintah (NGO) untuk menciptakan sinergi mendukung kesejahteraan guru ngaji.
Program tersebut bukan hanya soal materi, namun juga bentuk apresiasi terhadap peran guru ngaji yang begitu penting bagi masyarakat.
“Melalui kolaborasi ini, kita ingin menunjukkan bahwa mereka tidak bekerja sendiri,” tambah Ade.
Program ini direncanakan akan berlangsung rutin setiap bulan bagi penerima manfaat secara bergiliran. Sehingga semakin banyak guru ngaji yang merasakan manfaatnya.
Dengan program ini, kata Ade, kontribusi guru ngaji dalam membangun masyarakat yang bermoral dan religius dapat terus berlangsung dengan lebih baik.
“Pemberdayaan guru ngaji adalah investasi untuk masa depan Jakarta yang lebih baik,” tutur politisi PKS itu.
Satu di antara penerima bantuan yakni Ustaz H. Eman Suherman. “Alhamdulillah, terima kasih Pak Ade Suherman. Ini kali pertama saya merasa keberadaan guru ngaji diperhatikan dan diapresiasi. Sungguh sangat bermanfaat bagi kami. Semoga perhatian ini terus berlanjut dan memberikan manfaat lebih bagi banyak orang,” ungkap dia.
Begitu pula Ustazah Novi dengan menyampaikan harapannya. “Kami merasa sangat diperhatikan dan diakomodasi dengan baik. Semoga upaya dan komitmen Pak Ade dalam menjalankan tugas di DPRD DKI Jakarta dapat terus membawa perubahan positif bagi masyarakat,” kata dia.
Sebelumnya, pemberian honor kepada guru ngaji juga dialokasikan dalam APBD 2025. Program tersebut melalui Biro Pendidikan dan Mental Spiritual (Dikmental).
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Fatimah Tania Nadira Alatas mengusulkan peningkatan honor guru ngaji dalam rapat kerja konsultasi antara Komisi E dengan Biro Dikmental, Rabu (23/10/2024).
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Fatimah Tania Nadira Alatas. (dok.DDJP)
Ia berharap, Biro Dikmental mengkaji penyesuaian upah guru ngaji menjadi Rp1 juta per bulan. “Mengingat pentingnya peran mereka dalam membentuk mental spiritual,” tutur Tania.
Dalam rapat tersebut, Kepala Biro Dikmental DKI Jakarta Aceng Zaini mengungkapkan, terdapat sekitar 3.200 guru ngaji di Jakarta yang mendapatkan honor. Setiap guru ngaji diberikan honor sebesar Rp500 ribu per bulan.
“Kami memberikan insentif untuk guru ngaji tahun 2025 dengan per bulannya 500.000,” tukas Aceng. (red/gie/df)