Peran Dasawisma Perlu Ditingkatkan Guna Tekan Penularan Covid-19 Pada Anak

June 25, 2021 1:02 pm

Indonesia masuk dalam kategori tingkat kematian tertinggi anak karena terpapar virus Covid-19. Perlu terapi khusus untuk meningkatkan kesadaran akan protokol kesehatan untuk anak.

Anggota Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta Wa Ode Herlina mengatakan, dalam persoalan ini kelompok ibu-ibu di lingkungan yang tergabung dalam Dasawisma perlu meningkatkan peran dan fungsinya. Tentu perlu komando langsung dari Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP).

“Dinas PPAPP itu punya dasawisma sampai ke tingkat RT dan RW, sekarang tugasnya lewat online lewat virtual supaya bahu membahu memberikan penyadaran kepada masyarakat, terutama orang tua untuk mencegah anaknya keluar rumah,” katanya, Jumat (25/6).

Berdasarkan data nasional, terjadi peningkatan tajam penularan dan bahkan kematian anak-anak di tengah lonjakan kasus baru harian Covid-19. Tingkat penularan dan kematian terjadi pada anak berusia 0-18 tahun mencapai 12,5%. Dari seluruh data anak yang meninggal itu 15% adalah Balita.

Wa Ode menyampaikan, tenaga Dasawisma nantinya diharapkan juga memberi imbauan kepada orang tua agar mencari trobosan kegiatan-kegiatan positif yang menambah minat dan bakat anak selama anjuran berkegiatan di rumah saja di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di DKI Jakarta.

“Kita orang tua harus sekreatif mungkin carikan kegiatan anak-anak dirumah, dengan aneka mainan majalah dan buku anak atau berkegiatan bersama orang tua. Itu bisa kita lakukan dirumah, dan edukasi sosialisasi literasi seperti ini harus kita lakukan,” ungkapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi E DPRD DKI Idris Ahmad juga meminta kepada Pemprov agar larangan anak-anak masuk ke tempat umum diperlukan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 terhadap anak. Khususnya, saat memasuki tempat umum yang menimbulkan keurmunan seperti tempat wiata restoran hingga pusat perbelanjaan.

“Selama ini banyak yang menganggap resiko Covid-19 pada anak-anak rendah. Tapi sekarang kondisi berubah, di Jakarta 1 dari 6 pasien Covid adalah anak-anak. Kita harus melindungi hak hidup anak, dengan situasi zona merah di Jakarta saat ini,” katanya.

Anak-anak, lanjut Idris, dinilai belum dapat bertanggung jawab sepenuhnya untuk melindungi diri dari laju infeksius Covid-19. Mengingat, fasilitas kesehatan khusus anak masih terbatas.

“Tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas PICU dan NICU khusus anak dan saat ini, hanya tersisa 21 bed PICU dan 20 bed NICU di Jakarta,” tandasnya. (DDJP/alw/oki)