Penurunan Stunting Butuh Komitmen Jangka Panjang

January 16, 2024 3:27 pm

Ibukota masih belum lepas dari bayang-bayang kasus stunting. Ratusan ribu balita di DKI Jakarta didiagnosis mengidap stunting atau masalah gizi kronis akibat kurang asupan gizi dalam jangka waktu panjang.

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menilai, isu stunting merupakan isu yang harus segera ditangani. Sehingga penurunan stunting membutuhkan komitmen jangka panjang dan kolaborasi dari semua pihak.

“Penting untuk diingat bahwa upaya penurunan stunting membutuhkan komitmen jangka panjang dan kolaborasi dari semua pihak terkait,” ungkap dia saat dihubungi (16/1).

Abdul Aziz mengatakan, setidaknya ada enam upaya untuk mempercepat penurunan stunting di DKI Jakarta. Di antaranya, peningkatan akses terhadap gizi yang baik.

Yaitu, asupan gizi yang seimbang dari semua kelompok makanan termasuk karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan serat. “Memastikan anak-anak mendapatkan akses terhadap makanan bergizi yang cukup,” ungkap dia.

Lalu, peningkatan promosi dan edukasi gizi. Yakni, meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye promosi tentang pentingnya gizi yang baik.

“Termasuk manfaat menyusui eksklusif, pemberian MP-ASI yang tepat waktu dan bergizi, serta pentingnya konsumsi makanan sehat dan seimbang,” tambah Abdul Aziz.

Kemudian, menurut dia, kualitas dari pelayanan kesehatan juga harus ditingkatkan. Seperti  pemanfaatan posyandu, klinik kesehatan, dan rumah sakit. Sehingga memberikan layanan konseling gizi dan pemantauan pertumbuhan anak.

Kemudian, peningkatan akses air bersih dan sanitasi yang baik, penyediaan dukungan sosial, dan ekonomi. Termasuk kolaborasi dan koordinasi lintas sektor.

“Melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pihak swasta, organisasi masyarakat, dan lembaga internasional dalam upaya penanggulangan stunting, untuk saling mendukung dan berbagi sumber daya,” ungkap dia.

Abdul Aziz juga mengimbau, Pemprov DKI Jakarta memonitoring dan mengevalusasi program Pemberian Makan Tambahan (PMT) untuk penurunan angka stunting di ibukota.

Hal tersebut dilakukan agar program tersebut tepat sasaran. Bahkan bisa mempercepat penurunan angka stunting di Jakarta. “Agar PMT tepat sasaran harus ada monitoring dan evaluasi yg berkala terhadap pemberian tersebut,” pungkas dia.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta terus bersinergi melakukan sinergi melalui program ‘Jakarta Beraksi’ yang dilakukan dengan memberi asupan makanan yang dimasak oleh kader posyandu.

Makanan tersebut sudah ditimbang sesuai dengan kebutuhan gizi balita yang mencakupi karbohidrat, protein dan serat.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), ada sebanyak 798.107 balita di DKI Jakarta tergolong rawan gizi pada Juli tahun 2023. (DDJP/yla/rul).