Penanggulangan banjir di Jakarta masih menjadi perhatian kalangan legislator di Kebon Sirih. Satu di antaranya terkait upaya Pemprov DKI lewat Dinas Sumber Daya Air (SDA) mengeruk sedimentasi di aliran sungai.
Dengan begitu, aliran sungai dapat menampung debit air lebih banyak ketika musim hujan. Targetnya, pengerukan sungai mencapai 1 juta meter kubik. Sedangkan sedimen hasil pengerukan kali akan dibuang ke kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Ghozi Sulazmi mengapresiasi langkah Pemprov DKI menanggulangi banjir lewat pengerukan sedimen di aliran sungai. “Pengerukan sungai ini menjadi sesuatu hal yang patut kita apresiasi,” ujar dia, beberapa waktu lalu.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Ghozi Sulazmi. (dok.DDJP)
Politisi PKS itu menegaskan, pengerukan sedimentasi sungai-sungai di Jakarta menjadi sangat penting. Bertujuan menangani atau mengendalikan banjir. “Banyak sungai-sungai dangkal yang sudah dikeruk,” tutur Ghozi.
Hanya saja, sambung dia, pengerukan sedimentasi sungai-sungai secara serentak jangan sampai mengabaikan hal lain, seperti proses pengangkutan sedimentasi.
“Ke depan harus rutin. tidak hanya serentak pada waktu yang sama. Sehingga hasil dari sedimnetasi tidak menunggu banyak (sedimennya-Red),” tandas Ghozi.
Terkait dengan sedimentasi hasil pengerukan sungai yang berpotensi menimbulkan persoalan baru, kata dia, perlu sikapi secara serius.
“Beberapa masalah dalam proses pengerukan di kali antara lain meletakkan sedimentasi. warga sering protes hasil pengerukan. Perlu dilihat dan dimonitor,” tandas Ghozi.
Bila terdapat rencana membuang sedimentasi di kawasan Ancol Jakarta Utara, menurut dia, sudah tepat. “Sehingga tak menimbulkan masalah baru lagi,” imbuh dia.
Bila pembuangan sedimentasi diperuntukan reklamasi di kawasan Ancol, perlu ditindaklanjuti. “Saya Kira harus dicek Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan-Red). Apa sudah sesuai,” tambah dia.
Selama ini, lanjut Ghozi, luas area kawasan Ancol sudah memadai. “Selama proses pengangkutan jangan berceceran di jalan,” tambah dia.
Kendati demikian, Ghozi menegaskan kembali untuk mengapresiasi Program Pengerukan Sungai. Namun tidak hanya pada 100 hari kerja pertama gubernur-wakil gubernur. Program tersebut perlu dilaksanakan secara rutin. (red/df)