DPRD DKI Jakarta berkomitmen mendukung pengembangan usaha oleh tiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov DKI Jakarta.
Masing-masing yakni, PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk, PT. Transportasi Jakarta (TransJakarta), dan PT. Food Station Tjipinang Jaya.
Hal itu diungkapkan Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin dalam rapat, Selasa (15/7).
Rapat tersebut menindaklanjuti hasil kunjungan kerja ke Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank Group) di Washington DC, Amerika Serikat pada Mei 2025.
Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin. (dok.DDJP)
Menurut Khoirudin, pertemuan itu untuk update pasca kunjungan ke Amerika Serikat.
“Kita mengundang eksekutif untuk diskusikan demi kemajuan Jakarta,” ujar Khoirudin.
Dalam kunjungan lalu, DPRD DKI Jakarta berdiskusi dengan Bank Dunia mengenai visi Jakarta untuk menjadi kota global.
Terkait infrastruktur berkelanjutan di berbagai bidang. Seperti transportasi perkotaan, ketahanan pangan, dan energi terbarukan.
Namun, kerja sama antara Jakarta dan Amerika Serikat harus sesuai aturan berlaku. Tidak menimbulkan persoalan hukum di kemudian hari.
“Tapi yang jadi catatan, jangan sampai melanggar regulasi,” tandas Khoirudin.
Hal senada diungkapkan Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh.
Nova berharap, tindak lanjut kerja sama dapat meningkatkan kapasitas dan usaha BUMD.
Satu di antara bentuk kerja sama Amerika Serikat dengan PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk, yakni membuka kampus baru di wilayah Ancol.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh. (dok.DDJP)
“Juga pola kerja sama beasiswa antara pelajar Jakarta-Amerika,” ungkap Nova.
Lalu, kerja sama dengan PT. Food Station Tjipinang Jaya terkait riset pembibitan, riset food security (ketahanan pangan-Red), dan riset urban farming.
Termasuk kerja sama analisa export/import pangan antara Indonesia dan Amerika Serikat.
“Ini cukup baik, Food Station bisa mengembangkan pangsa pasar lebih luas,” tutur Nova.
Sedangkan kerja sama yang akan dilakukan dengan PT. Transjakarta.
Yakni peremajaan armada dengan mengkonversi bis Internal Combustion Engine (ICE) dengan bis Electric Vehicle (EV).
Kerja sama itu mengacu Peraturan Gubernur (Pergub) TransJakarta yang mengharuskan konversi armada ke EV.
Konversi tersebut sebanyak 50 persen pada 2027 dan 100 persen pada 2030.
Transjakarta bisa memberikan pangsa pengembangan EV ke depannya dengan menggunakan skema pinjaman.
“Di Jakarta saat ini, kita punya 5.000 bus, tapi yang listriknya baru 500. Ke depan EV harus digenjot terus,” pungkas Nova. (gie/df)