Penanganan Stunting Butuh Penanganan Lintas Sektor

September 9, 2024 11:04 am

Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029 Hardiyanto Kenneth tengah fokus terhadap persoalan stunting. Sebab, stunting merupakan masalah kompleks yang perlu penanganan lintas sektor.

Pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait perlu bekerjasama memastikan setiap anak-anak di Indonesia, khususnya Jakarta bisa tumbuh sehat dan cerdas.

Satu upaya yang dilakukan Kenneth, yakni menunjungi rumah-rumah warga yang terdampak stunting. Seperti yang dilaksanakan pada Sabtu (7/9).

Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029 Hardiyanto Kenneth. (dok.DDJP)

Kunjungan yang dilakukan wakil rakyat PDI Perjuangan itu dengan mengunjungi Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta 10.

Meliputi 5 kecamatan di Jakarta Barat, yaitu Taman Sari, Grogol Petamburan, Palmerah, Kebon Jeruk dan Kembangan.

Di daerah pemilihan yang telah mengantarkan ke kursi DPRD DKI Jakarta itu, Kenneth memberikan bantuan kepada balita yang alami stunting di Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Pria yang akrab disapa Kent itu didampingi Kepala puskesmas Duri Kepa, Dr. Sany; Lurah Duri Kepa, Arie Lystha; dan Kepala Nutrisionist Ahli Gizi, dr. Lieka Malieka.

“Giat hari ini (Sabtu), saya kembali mengunjungi sejumlah balita yang mengalami gizi buruk di daerah pemilihan saya, di Kelurahan Duri Kepa RW 02,” ujar Kent dalam keterangannya.

Kenth mengungkapkan, bantuan tersebut bersumber dari menyisihkan gaji pribadinya sebagai anggota dewan.

Ia memberikan bantuan 89 paket bingkisan berupa beras, telur, biskuit, sarden, dan susu untuk balita yang derita kekurangan gizi.

“Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan motivasi kepada orangtua untuk lebih memperhatikan pemberian gizi pada anak-anak kita,” tutur Kent.

“Sudah seharusnya anak-anak kita mendapat gizi yang baik, dengan memperbaiki gizi anak-anak kita, tentu harapan kita bahwa angka stunting akan menurun,” beber Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu.

Tujuan dari kegiatan tersebut, sambung Kent, mengurangi beban pengeluaran penerima bantuan pangan.

Selain itu sebagai upaya nyata dalam mengatasi kemiskinan, menangani kerawanan pangan, dan menanggulangi kekurangan gizi.

“Saya berharap bantuan ini bisa membawa manfaat nyata bagi keluarga penerima, dan semoga Tuhan meridhoi upaya kita untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengurangi angka stunting di Jakarta,” tuturnya.

Seperti diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, sejauh ini upaya yang dilakukan cukup efektif dalam menekan angka stunting.

Berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), kasus stunting di Jakarta pada periode Juni lalu mengalami penurunan dibandingkan Januari 2024.

Kasus stunting di Jakarta dari bulan Januari hingga Juni 2024 mengalami penurunan sekitar 0,31 persen. Pada bulan Januari sebesar 2,1 persen dan kini menjadi 1,79 persen.

Meski demikian, penanganan stunting di Jakarta bukan tanpa kendala. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi Dinkes Provinsi DKI Jakarta dalam menyelesaikan masalah stunting.

Seperti kesadaran masyarakat yang minim dalam memenuhi gizi seimbang, pemahaman masyarakat bawah bahwa stunting harus dicegah sejak dini, hingga penolakan dalam rujukan balita stunting ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Saat ini masih ada beberapa kelurahan di Jakarta dengan kasus stunting yang cukup tinggi, yaitu Kelurahan Kapuk, Cengkareng Barat, Rawa Buaya, Cengkareng Timur, dan Kedaung Kali Angke.

Kent menambahkan pentingnya kampanye kesadaran mengenai stunting dan pentingnya gizi pada media sosial, sekolah, dan komunitas. Selain itu juga penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara pencegahan stunting dan pemanfaatan bahan makanan lokal yang bergizi.

Perlu juga kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, LSM, dan masyarakat dalam program-program pencegahan dan penanganan stunting. (DDJP/red)