Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta menilai upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) melakukan penanganan polusi udara belum menunjukan hasil positif. Perlu upaya besar dengan dampak yang lebih meluas dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah menyampaikan, selain pemerintah kesadaran masyarakat juga perlu dibangkitkan. Salah satunya, kesadaran meninggalkan kendaraan pribadi untuk beralih ke moda transportasi umum.
“Menurut saya harus ada kerjasama atau instruksi ajakan melalui Lurah. Biar Lurah untuk bisa langsung bekerjasama dengan RW dan RT untuk mengajak warga apabila tidak mendesak atau penting banget tidak perlu keluar rumah menggunakan kendaraan pribadinya,” ujarnya di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (22/8).
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto mengakui perlunya keterlibatan semua pihak dalam gerakan mengurangi polusi udara di ibukota. Sebab, beberapa upaya yang dilakukan belakangan belum membuahkan hasil.
Dia mengatakan, sejauh ini Pemprov DKI telah melakukan beberapa skenario mengurangi polusi. Diantaranya menetapkan WFH 50% bagi ASN DKI Jakarta, menggencarkan uji emisi kendaraan bermotor, hingga merekayasa cuaca agar turun hujan dengan teknologi perekayasa cuaca. Tetapi, rekayasa hujan hanya menghasilkan hujan di wilayah Bogor, Pamulang, dan Depok.
“Walaupun Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) itu memang dari sisi awan hujannya juga sulit, kami dan pemerintah pusat akan mencarikan alternatif lain agar supaya polusi udara ini bisa berkurang. Salah satunya dengan memasang mist generator semacam teknologi penghembusan uap air ke udara di gedung-gedung tinggi dan teknisnya sedang kami diskusikan dengan pemerintah pusat,” katanya
Dia mengakui musim kemarau panjang yang diperkirakan akan berlangsung hingga bulan November akan menyebabkan polusi udara juga akan semakin lama. Karena itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengantisipasi hal tersebut.
“Iya memang prediksinya (sampai November kemarau). Poinnya adalah BMKG dan BNPB akan standby kan pesawat kalau memang sewaktu-waktu dibutuhkan buat kalau memang ternyata dalam pantauannya ada kemungkinan awan itu akan segera dilakukan untuk melakukan TMC,” terang Asep. (DDJP/bad)