Kalangan legislator menilai kinerja kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta periode 2022–2026 belum maksimal. Belum menunjukkan prestasi membanggakan.
Demikian ditegaskan Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz dalam rapat kerja Komisi E DPRD DKI Jakarta bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), beberapa waktu lalu.
Dalam dua kali Pekan Nasional Olahraga (PON), ungkap Aziz, Jakarta gagal merebut posisi juara umum. Padahal, anggaran pembinaan yang disiapkan relatif besar.
“Padahal DKI itu kurang apa? Dana besar. Tapi tetap saja gagal lagi dan gagal lagi,” ujar Azis.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz. (dok.DDJP)
Karena itu, Aziz meminta Pemprov DKI segera menyiapkan calon kepengurusan KONI DKI periode selanjutnya. Komite tersebut harus diisi oleh individu kualitas dan kapabilitas individu. Khususnya untuk mengisi posisi strategis.
“Saya pikir ini perlu dibahas bersama dewan agar terpilih orang-orang yang qualified untuk duduk di jabatan pimpinan KONI maupun KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia),” tandas Aziz.
Posisi strategis yang diisi oleh individu berkualitas diharapkan mengangkat harkat dan martabat DKI Jakarta dalam kancah olahraga nasional.
Pada PON 2021, KONI DKI mendapatkan anggaran sekitar Rp411 miliar untuk sekitar 900 atlet dan pelatih.
Sedangkan pada PON 2024, mendapatkan anggaran sekitar Rp286 miliar untuk peningkatan prestasi 1.500 lebih atlet dan pelatih. (red)