Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan baru-baru ini melakukan terobosan guna menggenjot jumlah pencapaian vaksin booster di Ibu Kota. Salah satunya, berkolaborasi dengan pihak swasta.
Anggota Komisi E DPRD DKI Abdul Azis Muslim menilai upaya tersebut diperlukan dalam rangka memperkuat kekebalan kelompok (Herd Immunity) terhadap penyebaran virus Covid-19 varian terbaru Omicron yang memiliki tingkat penularan lebih cepat.
“Percepatan vaksinasi seperti ini harusnya dilakukan DKI dari kemarin, karena memang varian baru Omicron ini semakin banyak yang terpapar. Harapan kita juga tidak ingin ada penularan yang lebih masif kembali seperti gelombang kedua tahun lalu,” kata Azis saat dihubungi, Kamis (24/2).
Berdasarkan informasi yang disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, pada pelaksanaan vaksinasi dosis pertama dan kedua tecatat mencapai 200 ribu penerima per hari, sedangkan untuk dosis ketiga hanya mencapai 5.000 hingga 10.000 per hari.
Angka ini masih dikatakan rendah dalam upaya vaksinasi booster di DKI Jakarta yang sebelumnya telah menembus angka 1.167.960 juta orang penerima per Selasa (22/2) pekan ini.
Sementara itu, orang yang sudah divaksinasi Covid-19 dosis pertama berjumlah 12.396.743 orang atau sekitar 122,9 persen. Proporsinya 70 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 30 persen warga KTP non-DKI Jakarta.
Sedangkan, warga yang sudah divaksinasi dosis kedua kini mencapai 10.386.614 orang atau sekitar 103 persen. Dengan proporsi 72 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 28 persen warga KTP non-DKI.
Dinkes Povinsi DKI Jakarta juga menyebut saat ini baru beberapa pihak swasta yang bekerja sama dalam membuka sentra vaksinasi dosis ketiga. Salah satunya, yang membuka sentra vaksinasi yakni Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) di salah satu mall di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Meski demikian, Azis juga tetap mengimbau Dinas Kesehatan sebagai leading sektor agar terus beradaptasi dan tidak pandang bulu dengan upaya percepatan vaksinasi di seluruh lokasi secara tepat sasaran, khususnya di lingkungan warga seperti RT dan RW.
“Jadi tolong supaya dijemput bola juga buat titik lokasi vaksin dengan RT dengan RW. Saya pikir itu juga semacam kolaborasi yang lebih mengena, kalau RT dan RW kan lebih tau kondisi warganya seperti apa. Kalau itu sudah baik, pelaksanaan vaksinasi booster dengan pihak swasta ini ataupun dengan pihak-pihak lain bisa terlaksana juga akan lebih efektif,” tandas Azis. (DDJP/alw)